Kata “TULIP” adalah sebuah akronim. Kelima huruf yang membentuk kata itu
merupakan singkatan dari lima frasa atau istilah dogmatik dalam bahasa Inggris
yang meringkaskan kelima pokok Calvinisme. Frasa-frasa ini secara
berturut-turut adalah: Total Depravity atau Total Inability (Kerusakan
Total atau Ketidakmampuan Total), Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat), Limited
Atonement atau Limited Redemtion (Penebusan Terbatas), Irresistible Grace (Anugerah yang
tidak dapat ditolak), dan Perseverance of the Saints (Ketekunan orang-orang
Kudus).
Kelima pokok ini ditetapkan
ketika doktrin Reformasi dirumuskan dalam Sinode Nasional Dordrecht di Belanda,
yang diselenggarakan pada tahun 1618-1619. Pada sidang sinode gerejawi yang
diprakarsai oleh pemerintahan Belanda ini, para utusan gereja-gereja Belanda
dikumpulkan bersama-sama dengan para utusan dari banyak negara Eropa lain.
Tujuan utama mereka adalah untuk menetapkan doktrin yang didasarkan pada
Alkitab dan juga pada Calvinisme dari John Calvin.
Sinode ini sangat perlu diadakan
karena di Belanda (dan juga di luar negeri), timbul semakin banyak kebingungan
mengenai doktrin Reformasi yang alkitabiah, yang pada waktu itu sejumlah
pokoknya yang sangat penting sedang terancam akan dirongrong dan
diputar-balikkan. Secara umum, ada dua kubu yang sudah terbentuk, masing-masing
dipimpin oleh sarjana Belanda yang sangat terkenal, yaitu Profesor Jacobus
Arminius (1560-1609) dan Profesor Francis Gomarus (1563-1641)
Pertentangan di antara kedua kubu
itu semakin memanas, karena setelah kematian Arminius para pengikutnya
menerbitkan buku Remonstran (protes), yang di dalamnya doktrin Arminius
diringkas dan dipertahankan. Kaum Arminian ini mengetengahkan
pandangan-pandangan mereka dalam lima pokok:
1. Kehendak
bebas manusia untuk memilih yang baik atau yang jahat.
2. Pemilihan
Allah yang bersyarat terhadap manusia, yang didasarkan pada iman dan
perbuatan-perbuatan baik manusia yang sudah diketahui Allah sebelumnya.
3. Penebusan
yang bersifat universal, karena semua umat manusia mempunyai kemungkinan untuk
dapat ditebus sebagai akibat dari pekerjaan Kristus. Dan penebusan ini perlu
dimanfaatkan oleh manusia itu sendiri berdasarkan imannya.
4. Keterbatasan
pekerjaan Roh Kudus, sebab Dia memanggil manusia untuk bebas dan manusia dapat
menolaknya.
5. Kemungkinan
orang-orang kudus untuk kehilangan anugerah Allah.
Kelima pokok Arminianisme ini
diajukan kepada Majelis Perwakilan Tinggi (Pemerintahan) Belanda. Sebagai
tanggapan terhadap hal ini, pemerintahan Belanda juga kemudian mengadakan sidang
Sinode Dordrecht. Dalam sinode ini kelima pokok Arminianisme itu dipelajari
dan, jika perlu, disanggah berdasarkan ajaran Alkitabiah.
Selama tujuh bulan sinode
tersebut membahas artikel-artikel dari ajaran itu dalam 154 kali persidangan.
Pada akhirnya, tidak ada satu pun bukti yang ditemukan bahwa pokok-pokok ajaran
dalam buku Remonstrans sesuai dengan ajaran Firman Allah. Sebagai tanggapan
terhadap ajaran Remonstran ini sinode tersebut merumuskan temuan-temuannya
dalam lima artikel yang disebut dengan Kontra-Remonstran (secara harfiah
berarti melawan Remonstran), atau Lima Artikel Menentang Remonstran. Isi
dari artikel-artikel ini didirikan di atas Firman Allah dan doktrin Reformasi,
yang dijelaskan secara terperinci misalnya di dalam The Institutes karya John
Calvin.
Isi dari artikel-artikel ini
dapat disingkat dengan bantuan lima kata kunci dalam bahasa Inggris, yang
semuanya memberikan ringkasan dari Bantahan Terhadap Remonstran. Huruf-huruf
pertama dari kelima frasa itu membentuk kata TULIP.
Sumber: G.J. Baan, TULIP, Lima Pokok
Calvinisme, Cet.2, Momentum, Surabaya, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar