A. Kebangkitan Daging
Dalam iman Kristen kematian adalah suatu hal yang akan dialami oleh
setiap manusia, kematian bukanlah hal yang menakutkan melainkan suatu
kebahagiaan. Kata Paulus jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
kepercayaan kamu dan kamu masih hidup di dalam dosamu. “kebangkitan daging”
kata daging artinya manusia sebagai makhluk konkrit, kesetiaan Allah akan
nampak dalam pembangkitan orang mati. Jaminannya ialah Yesus Kristus sebagai
buah sulung diantara banyak saudara-Nya.[1]
Dari pandangan di atas sumber satu-satunya bagi manusia untuk dapat
dibangkitkan kembali dari kematian adalah Kristus. Dia adalah jalan utama yang
membawa kita kepada kebangkitan, dan Paulus mengakui bahwa Kristus adalah buah
sulung yang pertama bangkit dari antara orang mati.
Dalam pandangan Charles C. Ryrie, menyatakan bahwa urutan pertama adalah
kebangkitan Kristus inilah Paulus memanggil Kristus adalah yang sulung yang
pertama bangkit dari kematian.[2]
Karena itu Yesus Kristus sebagai buah sulung yang pertama bangkit dari
antara orang mati juga yang akan membangkitkan kita dari kematian, untuk
menghakimi kita dan memberikan kehidupan yang baru atau kehidupan yang kekal.
Kebangkitan bukan penciptaan dari ketiadaan (Creation ex nihilo)
melainkan suatu penciptaan dari ciptaan (Creatio ex creatione). Kematian
bukanlah ketiadaan hubungan, melainkan secara baru memperhadapkan manusia
dengan Allah sebagai hakimnya (Rom. 6:23) dan sebagai Penolong (Flp. 1:23).[3]
Sesungguhnya di sini memperlihatkan bahwa Allah adalah Yang Maha Kuasa
yang menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, dan oleh
karena itu Ia mampu membangkitkan mereka, orang-orang yang telah mati untuk di
hakimi.
Kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada-Nya
yang telah membangkitkan Yesus, yang diserahkan karena pelanggaran kita dan
dibangkitkan demi pembenaran kita (Rom. 1:3-4).[4] Memang benar
bahwa siapa yang tinggal dan percaya di dalam Kristus, Allah akan senantiasa
memperhitungkan pelanggaran-pelanggarannya, dan oleh karena Kristus orang percaya
di bebaskan dari penghakiman Allah dan senantiasa mendapatkan kehidupan yang
kekal.
Kita tidak tahu bagaimana cara Allah membangkitkan Yesus. Kita juga tidak tahu bagaimana cara Ia hidup,
sesudah dibangkitkan hal ini tidak saja berlaku kepada Yesus Kristus tetapi
juga bagi manusia yang bangkit. Kita percaya bahwa Kristus bangkit dan Ia juga
menampakkan diri kepada banyak orang.[5]
Tidak seorang pun yang dapat mengetahui tentang kebangkitan, karena semuanya
merupakan rahasia Allah. Tetapi banyak juga orang-orang yang menyangkal akan
kebangkitan itu sendiri. Bahkan banyak pandangan yang mengatakan bahwa Yesus
tidak mati dan tidak bangkit, tetapi semua itu adalah pandangan yang salah
karena banyak bukti dari Alkitab yang mengatakan bahwa Kristus benar-benar mati
dan telah bangkit.
Alkitab menuliskan bahwa semua orang pada akhir zaman akan dibangkitkan
dan pada saat itu juga mereka akan dihakimi di hadapan tahta pengadilan Allah,
pernyataan inilah yang dinyatakan kembali oleh Christian de Jonge bahwa “pada akhir zaman semua orang mati akan
dibangkitkan dan pada saat itu juga akan diadakan hukuman terakhir oleh Allah.
pada akhir zaman terjadi kebangkitan semua orang dan hukuman terakhir”.[6]
Stephen Tong menyatakan bahwa setelah kematian,
kekekalan tetap ada yang sementara adalah badan, yang kekal adalah jiwa, yang
sementara adalah realita hidup yang tidak pernah berhenti.[7] Kehidupan
manusia di dunia hanyalah bersifat sementara artinya tubuh manusia yang
sekarang adalah tubuh yang sementara. Jiwa manusia adalah kekal karena jiwa
manusia akan kembali kepada Allah untuk mendapatkan hidup yang baru atau
mendapatkan kematian yang kekal.
Kitab Matius 27:50-53, Alkitab menyatakan bahwa tatkala gempa bumi
terjadi pada saat kebangkitan Kristus, kuburan terbuka dan tubuh banyak orang
kudus yang telah mati dibangkitkan kepada kehidupan.[8] Pandangan ini
memperlihatkan bagaimana Kristus benar-benar mati dan bangkit, dan ini juga
merupakan Firman Tuhan yang dapat membuktikan adanya kebenaran dari kematian
dan kebangkitan Kristus, yang juga adalah bukti untuk melawan ajaran-ajaran
yang salah yang sama sekali tidak mengakui adanya kematian dan kebangkitan
Kristus.
Dalam buku eskatologi oleh Chris
Marantika menyatakan bahwa kebangkitan dijelaskan dengan adanya kebangkitan
orang-orang yang benar dan kebangkitan orang-orang yang tidak benar.[9]
Pandangan ini menggambarkan bahwa manusia tidak boleh memisahkan antara
kebangkitan orang benar dan kebangkitan orang yang tidak benar karena pada
dasarnya mereka sama-sama dibangkitkan dari kematian untuk mendapatkan suatu
penghakiman yang terakhir.
Kebenaran tentang kebangkitan sukar dijelaskan sebab hal itu tidak masuk
akal bagi manusia apa lagi bagi mereka yang hendak menentang kebenaran Firman
Tuhan itu. Jika Roh Kudus belum membuka pikiran seseorang tentu ia tidak dapat
mengerti tentang kehendak Allah.[10]
Memang benar bahwa sebagai manusia sesungguhnya tidak akan pernah mampu
untuk dapat memahami hikmat Allah yang Maha Tinggi itu. Kebenaran tentang
kebangkitan memang sulit untuk diterima dengan akal dan pikiran manusia semata,
karena itu banyak ahli filsafat yang menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan.
Hikmat Allah yang amat tinggi yang tidak dapat di jangkau oleh hikmat manusia.
Karena itu seringkali manusia hanya dapat menerima apa yang masuk akal menurut
pikiran mereka, dan jika Firman Tuhan tidak masuk akal tidak akan diterima oleh
mereka. Inilah yang menjadi kesulitan bagi orang-orang yang terlalu
mengandalkan hikmat dunia ini semata.
Kebangkitan adalah apa yang kita harapkan. Ketakjuban mengenai
kebangkitan dari antara orang mati bahkan berabad-abad tidak ada ketakjuban
dari contoh kebangkitan pertama yaitu kebangkitan Tuhan kita sendiri. Karena
itu hanya pada waktu akhir kita sungguh-sunggguh bahwa dimana dosa melimpah,
anugerah lebih melimpah.[11]
Sesungguhnya kebangkitan yang pertama adalah kebangkitan yang
sungguh-sungguh luar biasa, meski pun banyak kebangkitan anak-anak Tuhan.
Kebangkitan Kristus adalah jalan keluar bagi kebangkitan orang percaya. Jika
Kristus tidak bangkit maka otomatis
orang percaya juga tidak dapat bangkit dan tetap tinggal di dalam dosa-dosanya
dan hukuman oleh Allah tetap atas anak-anak Tuhan. Oleh karena itu kebangkitan
Kristus menjadi jaminan atas setiap anak-anak Tuhan yang percaya dan selalu
berharap kepada-Nya. Tanpa kebangkitan Kristus maka hidup dan mati orang
percaya adalah sia-sia belaka.
Pertama
perjanjian Lama mencatat paling sedikit tiga orang yang dibangkitkan: Putra
seorang janda (1Raja-raja 4:32-39), orang yang dibangkitkan mayatnya karena
kena tulang Elisa (2Raja 13:21), sedangkan dalam Perjanjian Baru mencatat kebangkitan
5 orang yaitu: putri Yairus (Mat. 9:24,25). Pemuda dari Nain (Luk. 7:14, 16),
Lazarus (Yoh. 11:43-44), Dorkas (Kis. 9:40, 41). Dan Euthikus (Kis. 20:9-12).
Lagi pula kebangkitan orang-orang kudus (Mat. 27:52-53).[12]
Dari pandangan di atas sesungguhnya ingin melawan akan adanya
ajaran-ajaran yang tidak percaya akan adanya kebangkitan orang mati. Terutama
akan penyangkalan dari kebangkitan Kristus sendiri sehingga dengan adanya
pandangan ini menjadi bukti yang benar yang dinyatakan sendiri oleh Firman
Tuhan.
Dalam Alkitab kita ada kepastian bahwa orang yang meninggal dunia di
dalam Yesus berada di dalam kemuliaan surga. Altkitab tidak menjelaskan bahwa
roh orang yang sudah mati masih berkeliaran di dunia ini. Memang ada roh yang
berkeliaran tetapi itu adalah roh iblis yang sungguh mempengaruhi hidup kita.[13]
Banyak pandangan – pandangan yang juga mengatakan bahwa setelah kematian
roh manusia melayang – layang di atas bumi atau masih berkeliaran di bumi.
Pemahaman seperti ini sampai sekarang masing tinggal di dalam kehidupan orang
percaya, terutama dalam ajaran agama kafir. Tetapi sesuai dengan pandangan
agama Kristen, orang yang sudah mati rohnya tidak akan tinggal lagi di bumi
atau berkeliaran di bumi, atau masih dapat menyentuh makan dan minum, tetapi
sesunggguhnya roh itu akan kembali kepada Allah. Tetapi roh yang di dunia
semata-mata adalah roh yang menyesatkan dunia yaitu roh iblis yang mengerjakan
segala sesuatu untuk mendatangkan kehancuran bagi kehidupan anak-anak Tuhan.
William W. Menzies dan
Stanley M. Horton memberikan gambaran tentang tubuh yaitu (1) Tubuh orang
percaya: Kebangkitan tubuh orang percaya akan sama dengan tubuh Kristus yang
telah dipermuliakan (1Kor. 15:43; Flp. 3:21). Tubuh kebangkitan ini tidak
terdiri atas darah dan daging, tubuh kebangkitan orang percaya tidak dapat
binasa dan mati, atau menjadi sakit atau rusak. (2) Kebangkitan tubuh orang
tidak percaya: Wahyu 10:12-13 dengan jelas mengajarkan bahwa orang yang tidak
diselamatkan akan dibangkitkan dan dihakimi, serta dicampakkan dalam lautan
api. Dengan jelas orang-orang yang tidak percaya juga bangkit secara fisik dan
akan dihakimi.[14]
Dari pandangan di atas dijelaskan ada dua kebangkitan yang ditunjukkan
yaitu kebangkitan orang yang percaya dan kebangkitan orang-orang yang tidak
percaya. Di sini memperlihatkan bahwa Allah tidak hanya Maha Kasih tetapi juga
Maha Adil dalam keputusan-Nya, karena bagi mereka yang percaya akan
diselamatkan dan bagi yang tidak percaya akan di binasakan.
Kebangkitan orang percaya akan terjadi pada waktu Yesus kembali (1Kor.
15:50-57). Kebangkitan Yesus adalah kebangkitan atas kuasa dosa manusia yang
ditanggung-Nya dalam diri manusia.[15] Terlihatlah
kenyataan bahwa sesungguhnya tanpa Kristus tidak akan ada kebangkitan orang
percaya, karena hanya Kristuslah korban yang satu-satunya yang dapat memuaskan
hati Allah, dengan darah-Nya Ia menanggung dosa-dosa manusia. Tetapi Allah juga
menuntut supaya orang percaya senantiasa berpengharapan kepada Kristus.
B. Hukuman Terakhir
Semua manusia yang berdosa sudah pasti akan dihukum pada
akhir hidupnya tanpa terkecuali orang-orang yang ditolak Allah yaitu
orang-orang yang tidak mau percaya akan kebenaran Yesus Kristus. Kemudian Bruce
Milne juga menyatakan bahwa, Alkitab
dengan jelas mengajarkan bahwa akan ada pemisahan pada pengadilan terakhir
antara mereka yang dibebaskan dan mereka yang terhukum oleh Allah (Dan 12:2;
Mat 13:39-43; Yoh 5: 28-29). Istilah
lazim bagi tujuan akhir manusia yang terhukum ialah “neraka”.[16] Inilah yang disebut prestinasi yaitu dimana
Allah sendiri akan memilih mana orang yang akan Dia selamatkan atau tidak yaitu
akan ditolak karena sudah menolak Kristus. G.
I. Williamson, menyatakan bahwa
Allah
telah menetapkan satu hari dimana Dia akan menghakimi dunia di dalam kebenaran
oleh Yesus Kristus yang baginya semua kuasa dan penghakiman dikaruniakan oleh
Bapa. Bukan hanya malaikat yang dihakimi tetapi juga semua orang yang telah
hidup di dunia akan menghadap pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan
atas dosa-dosa mereka.[17]
Hal ini menunjukkan bahwa kuasa penghakiman ada di dalam Kristus sebagai
satu-satunya hakim yang adil. Tidak ada satu mahkluk hidup yang akan terlepas
dari penghakiman Allah. Kuasa penghakiman yang terakhir dipercayakan oleh Bapa
kepada Kristus, dan umat islam sendiri mengakui bahwa Isa Almasih akan datang
untuk menghakimi dunia, dan memberikan hukuman kepada mereka yang senantiasa
tidak percaya kepada-Nya.
Ichwey G. Indra menyatakan neraka adalah sebagai tempat
penghukuman terakhir dan gambaran neraka itu sebagai berikut:
1). Tempat
yang sungguh ada (Yer. 19 dan Yak. 3:6); 2). Tempat orang jahat bersama iblis
dan orang-orang jahat; 3). Tempat orang-orang terpisah dari hadirat Allah (Mat.
7:23, Luk. 13:27); 4). Tempat orang-orang menjalani hukuman (Why. 20:15, 21:8).
5). Tempat orang-orang menderita dengan sangat (Mat. 5:22, 13:42; Mat.
9:47-48); 6). Tempat orang-orang mengalami keputusaan.[18]
Dari pandangan ini bukan berarti dapat diketahui dimana tempat
penyiksaan terakhir itu, tetapi percaya akan Firman Tuhan yang menyatakan
kebenaran di atas bahwa tempat penghukuman terakhir itu sungguh-sungguh ada.
Anthony Hoekema menyatakan bahwa Tujuan utama penghakiman
terakhir adalah untuk menyatakan kemahakuasaan Allah dan kemuliaan Allah
melalui penyingkapan, bersamaan dengan penyingkapan iman yang ada atau tidak
ada pada setiap orang, perbuatan yang telah dilakukan oleh setiap orang, dan
kehidupan yang telah dijalani oleh setiap orang.[19]
Pada penghakiman terakhir masing-masing anak-anak Tuhan akan
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan selama ia hidup di dalam dunia ini.
Hal ini memperlihatkan keadilan Allah terhadap umat-Nya, bagi mereka yang hidupnya
senantiasa memuliakan Allah kepada mereka pula akan diperhitungkan keselamatan
kekal itu sendiri dan akan senantiasa memuliakan Allah di tempat yang Maha
Kudus. Dan kepada mereka yang senantiasa hidup menurut keinginan hatinya
sendiri mereka pun akan senantiasa hidup di bawah penghukuman Allah yang kekal.
Derek Prime menyatakan bahwa Kristus akan menjadi hakim
dan semua orang akan menghadap Dia. Keadilan yang sempurna dari Allah dan
kesalahan yang tak tersangkal dari semua manusia akan menjadi terang dan di
luar persoalan, orang-orang yang dibenarkan oleh iman kepada Yesus Kristus akan
dibebaskan dari hukuman karena dosa dan menerima upah selaras dengan kesetiaan
mereka dan orang yang tak percaya akan menerima hukumannya yang terakhir.[20]
Jelas dan nyata dalam pandangan ini untuk memperkuat pandangan Anthony
Hoekema bahwa Kristus yang akan senantiasa menjadi hakim bagi kehidupan anak-anak
Tuhan. Yesus Kristus berkata tidak seorang pun yang dapat datang kepada Bapa
kalau tidak melalui Yesus, karena itu Kristus akan senantiasa menjadi hakim
atas manusia dan sekaligus menjadi pembela atas orang percaya dihadapan Allah
ketika Allah menuntut keadilan-Nya dari manusia. Karena itu Kristus
menjadi pokok kehidupan orang percaya
baik waktu hidup maupun pada waktu kematian, tanpa Kristus, Allah tidak
mengenal manusia. Siapa mengenal Anak yaitu Yesus Kristus, dia akan senantiasa
mengenal Bapa. Pandangan di atas jelas memperlihatkan bahwa Allah adil dalam
setiap keputusan-Nya dan disini juga jelas memperlihatkan bahwa Dia adalah
Allah yang ada dari kekal sampai kekal.
Apakah
makna doktrin penghukuman kekal? Ajaran Alkitab tentang neraka sudah sepatutnya
mendorong kita untuk lebih serius dalam memberitakan dan mengajarkan Alkitab.
Kita harus bicara dengan hati yang berat, dengan kesedihan, bahkan jika perlu
dengan air mata.[21]
Jika
berbicara mengenai neraka atau penghakiman terakhir sungguh amat menyedihkan,
karena memperlihatkan murka Allah yang sungguh-sungguh terhadap mereka yang
tidak percaya dan menolak Kristus. Oleh sebab itu orang percaya dituntut
memberitakan kabar baik tentang Injil supaya orang percaya dapat mengenal bahwa
penyiksaan terakhir merupakan suatu kesedihan
dan penderitaan yang tiada akhirnya. Dalam pandangan in juga memiliki
amanat secara langsung untuk memberitakan Injil kebenaran itu sendiri sampai ke
ujung dunia, supaya semua orang dapat percaya kepada Firman Tuhan yang adalah
sumber keselamatan. Sebagai anak-anak Tuhan, orang percaya memiliki tanggung
jawab yang besar dalam memberitakan Injil kebenaran Kristus.
C. Hidup Selama – lamanya
Paulus menjelaskan di dalam Alkitab bahwa barangsiapa yang
berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru. Maka ketika seseorang percaya
kepada Kristus, ia diberikan kuasa untuk menjadi anak Allah. R. Soedarmo, menyatakan bahwa;
yang
terbesar adalah hidup dari selama-lamanya, adalah hubungan dengan Allah tidak terganggu lagi,
dosalah yang sebenarnya mengganggu hubungan ini, tetapi dosa tidak ada lagi
berarti hubungan ini kembali erat lagi, sesungguhnya hidup selama-lamanya
dengan Allah itu tidak ada lagi maut, perkabungan dan kesakitan yang ada
hanyalah sukacita selama-lamanya.[22]
Benar yang telah dikatakan di atas bahwa orang senantiasa ingin hidup
untuk selama-lamanya sehingga banyak sekali tawaran-tawaran dunia yang menyimpang
dari ajaran Firman Tuhan dimana orang-orang berusaha mencari kehidupan yang
abadi yang tidak akan pernah ada, mereka ingin hidup untuk selama-lamanya.
Tetapi hidup selama-lamanya dengan Allah bukanlah hal yang mudah untuk digapai
karena semua itu merupakan kedaulatan Allah di dalam kehidupan manusia. Allah
juga memberikan kasih-Nya bahwa dengan hadir-Nya Yesus Kristus orang percaya
memiliki harapan untuk bisa hidup selama-lamanya. Jika seandainya Kristus tidak
hidup lagi setelah kematian-Nya maka secara otomatis orang percaya tetap akan
tinggal dalam penderitaan untuk selama-lamanya. Tetapi dengan melihat pandangan
tersebut maka tidak dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui dimana letak surga
itu, karena tidak seorang pun yang dapat mengetahui dimana surga itu berada.
Hidup
selama-lamanya tidak hanya penebusan tubuh saja tetapi juga pemulihan
persekutuan antara Allah dengan manusia yang telah terputus oleh dosa. Orang
yang suci hatinya akan melihat Allah (Mat. 5:8). Dan masuk dalam kesukaan
dengan Tuhan. Kehidupan abadi adalah kehidupan pada masa yang akan datang (Luk.
20:35). Keburukan berupa kelemahan fisik, sakit dan kematian akan ditelan dari
kehidupan kerajaan Allah.[23]
Kehidupan selama-lamanya adalah suatu pemulihan dimana keadaan yang dulu
sewaktu awal manusia jatuh kedalam dosa dan hal itu telah merusak persekutuan
yang indah antara Allah dengan manusia dan oleh kematian Kristus persekutuan
itu kembali diadakan oleh Allah. Tetapi persekutuan itu hanyalah bagi mereka
yang suci hatinya dan senantiasa menaruh pengharapan di dalam Yesus Kristus
sebagai satu-satunya sumber kehidupan mereka. Melalui pandangan ini juga
menggambarkan keadaan hidup selama-lamanya tidak akan ada lagi penderitaan
seperti yang dirasakan di dunia.
Dalam
zaman baru manusia akan mencapai kepenuhan dalam hidup yang memang merupakan
tujuan aslinya. Ia akan mengalami kesempurnaan dalam hubungan dengan sesamanya.
Melihat dan mengenal Allah adalah hakikat kehidupan sorgawi, sumber segala
kebahagiaan. Kita boleh yakin bahwa dalam sorga kita akan semakin mengenal
Allah secara tak henti-hentinya, dalam keindahan, kemegahan, kasih, kekudusan,
kuasa, sukacita dan anugerah yang tak terperikan. [24]
Dari hal ini dapat dilihat kembali
mengingat kehidupan Adam pertama-tama di taman Firdaus dimana Allah
berbicara dengan Adam muka dengan muka atau berbicara seperti teman ke teman,
tetapi setelah kejatuhan mereka di dalam dosa kehidupan yang harmonis ini
menjadi rusak akibat dosa. Dan ketika anak-anak Tuhan telah ditebus oleh
Kristus dengan darah-Nya dan mengakui Dia sebagai satu-satunya Juruselamat
kepada mereka Allah akan memperlihatkan diri-Nya dan berbicara seperti dengan
Adam sebelum ia jatuh kedalam dosa. Dan senantiasa memperoleh kebahagiaan yang
tak ada bandingnya dengan dunia ini. Jika di dunia hamba Tuhan dianiaya maka di
surga semuanya itu akan dikembalikan dengan kehidupan yang penuh dengan
kedamaian yang kekal. Karena itu setiap orang
di dunia ini mendambakan kehidupan kekal yang penuh dengan kedamaian
yang abadi inilah yang selalu dicari
oleh setiap manusia.
Yerusalem
baru di dalam wahyu 21:2-3 menguraikan kepada kita bahwa tempat kediaman Allah
akan bersama-sama dengan orang yang sudah di tebus, karena Ia akan tinggal
bersama-sama dengan mereka akan menjadi umat-Nya, akibat dosa tidak terasa
lagi, orang percaya akan menerima warisan penuh dan penyempurnaan terakhir dari
segala sesuatu yang telah dibeli untuk mereka di kalvari oleh kematian Yesus,
disana tidak ada lagi air mata, dan tidak ada maut karena maut telah ditelan
oleh kemenangan.[25]
Dengan memperlihatkan bahwa kematian Kristus adalah penentu dari
kehidupan setiap anak-anak Tuhan, baik yang percaya kepada-Nya dan yang tidak
percaya kepada-Nya. Bagi mereka yang percaya akan dikaruniakan hidup kekal, dan
kepada mereka yang tidak percaya akan dibinasakan selama-lamanya. Dari
pandangan ini pula digambarkan bagaimana anak-anak Tuhan yang senantiasa
mendapat kehidupan yang baru bersama-sama dengan Kristus sungguh indah dan itu
merupakan penyempurnaan kebahagiaan yang sesungguhnya yang dijanjikan oleh
Allah kepada anak-anak Tuhan yang senantiasa percaya kepada-Nya.
Manusia diciptakan oleh Tuhan mendiami bumi, dan kelak kita akan
mendiami bumi yang baru. Dari kemuliaan dunia ini takkan ada sedikit pun yang
hilang. Semua akan datang kembali dengan kemuliaan yang kekal dan dengan bentuk
yang lebih tinggi sifatnya. Dunia baru itu akan selalu berhubungan dengan
sorga.[26]
Sesungguhnya yang mendiami bumi baru adalah anak-anak Tuhan yang telah
dipilih dari kekal, dan yang hidup mengenal Kristus, dan dengan sungguh-sungguh
menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Setiap anak-anak Tuhan
selalu mengimpikan untuk tinggal di dalam surga, tetapi hal itu bukanlah yang mudah, semua itu
merupakan kedaulatan Allah Tritunggal di dalam kehidupan setiap anak-anak
Tuhan. Manusia boleh selalu berharap tetapi manusia tidak boleh meninggalkan
Tuhan dan mengikuti keinginannya sendiri.
D. Kebinasaan
Selama—Lamanya
Sebagian
orang percaya mengatakan bahwa kata neraka dalam Alkitab mempunyai arti sebagai
suatu lautan api di mana jiwa orang-orang jahat di buang ke dalam maut di mana
mereka akan dibakar sampai selama-lamanya. Menurut C. Barth menjelaskan bahwa,
Sungguhpun
“jatuh tujuh kali”, namun orang benar itu selalu “bangun kembali” (Ams 24:16);
dari tiap-tiap bahaya ia luput dan selamat,
bertentangan dengan orang fasik yang “roboh dalam bencana” (24:16), sebab
“jalannya menuju kebinasaan” (Mzm 1:6; bnd Ams 11:21; 12:13; 13:15; 14:11;
21:12; 24:20; 28:18, 16; 29:1).[27]
Jadi maksudnya disini ialah bahwa orang-orang yang sudah ditentukan untuk selamat tidak akan pernah menolak itu dan tidak akan binasa karena inilah hak dan kedaulatannya Allah untuk memilih siapa yang hendak Ia selamatkan dari sejak semula. Kemudian H. Rothlisberger menyatakan bahwa.
Jadi maksudnya disini ialah bahwa orang-orang yang sudah ditentukan untuk selamat tidak akan pernah menolak itu dan tidak akan binasa karena inilah hak dan kedaulatannya Allah untuk memilih siapa yang hendak Ia selamatkan dari sejak semula. Kemudian H. Rothlisberger menyatakan bahwa.
Bukan bangsa Israel
dan bangsa-bangsa kafir saja yang akan diperbaharui oleh perbuatan Tuhan yang
ajaib melainkan semesta alam mendapat perubahan yang begitu besar, sehingga
hampir tidak dapat dilukiskan dengan perkataan manusia. Adakalanya hal itu digambarkan sebagai
kebinasaan dan ciptaan baru: “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi
di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang
sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang
Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari pada-Ku
tidak akan berakhir” (Yes 51:6).[28]
Disini ingin menjelaskan bahwa keselamatan yang Tuhan berikan untuk umat pilihan-Nya dari sejak semula tidak akan berakhir, tetapi ada selama-lamanya. Charles Hodge berkata bahwa,
Disini ingin menjelaskan bahwa keselamatan yang Tuhan berikan untuk umat pilihan-Nya dari sejak semula tidak akan berakhir, tetapi ada selama-lamanya. Charles Hodge berkata bahwa,
Paul teaches us in 2 Thessalonians 1:9 that
when Christ comes the wicked "shall be punished with everlasting
destruction from the presence of the Lord, and from the glory of his
power." (Paulus mengajar kita dalam 2 Tesalonika 1:9 bahwa ketika
Kristus datang orang fasik "haruslah yang dihukum dengan kehancuran yang
kekal dari hadirat dari Tuhan, dan dari kemuliaan dari kuasa-Nya.").[29]
Sudah
tertulis di dalam Alkitab bahwa kebinasaan adalah milik setiap orang yang tidak
dipilih dan ditolak oleh Allah karena hatinya penuh dengan kekerasan melawan
Allah dan hukuman untuk orang-orang seperti ini ialah kehancuran atau
kebinasaan selama-lamanya yang tidak akan berakhir.
Sebagian orang percaya mengatakan bahwa kata neraka dalam Alkitab
mempunyai arti sebagai suatu lautan api di mana jiwa orang-orang jahat di buang
ke dalam maut di mana mereka akan dibakar sampai selama-lamanya. Menurut C. Barth menjelaskan bahwa,
Sungguhpun
“jatuh tujuh kali”, namun orang benar itu selalu “bangun kembali” (Ams 24:16);
dari tiap-tiap bahaya ia luput dan selamat, bertentangan dengan orang fasik
yang “roboh dalam bencana” (24:16), sebab “jalannya menuju kebinasaan” (Mzm
1:6; bnd Ams 11:21; 12:13; 13:15; 14:11; 21:12; 24:20; 28:18, 16; 29:1).
Jadi maksudnya disini ialah bahwa orang-orang yang sudah ditentukan
untuk selamat tidak akan pernah menolak itu dan tidak akan binasa karena inilah
hak dan kedaulatannya Allah untuk memilih siapa yang hendak Ia selamatkan dari
sejak semula. Kemudian H. Rothlisberger menyatakan bahwa.
Bukan bangsa Israel dan bangsa-bangsa kafir saja yang akan diperbaharui
oleh perbuatan Tuhan yang ajaib melainkan semesta alam mendapat perubahan yang
begitu besar, sehingga hampir tidak dapat dilukiskan dengan perkataan
manusia. Adakalanya hal itu digambarkan
sebagai kebinasaan dan ciptaan baru: “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah
ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti
pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi
kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang
dari pada-Ku tidak akan berakhir” (Yes 51:6).
Disini ingin menjelaskan bahwa keselamatan yang Tuhan berikan untuk umat
pilihan-Nya dari sejak semula tidak akan berakhir, tetapi ada
selama-lamanya. Charles Hodge menyatakan bahwa,
Paul teaches us in 2 Thessalonians 1:9 that
when Christ comes the wicked "shall be punished with everlasting
destruction from the presence of the Lord, and from the glory of his power." (Paulus mengajar kita dalam 2
Tesalonika 1:9 bahwa ketika Kristus datang orang fasik "haruslah yang
dihukum dengan kehancuran yang kekal dari hadirat dari Tuhan, dan dari
kemuliaan dari kuasa-Nya.").[30]
Sudah tertulis di dalam Alkitab bahwa kebinasaan adalah milik setiap
orang yang tidak dipilih dan ditolak oleh Allah karena hatinya penuh dengan
kekerasan melawan Allah dan hukuman untuk orang-orang seperti ini ialah
kehancuran atau kebinasaan selama-lamanya yang tidak akan berakhir.
E.
Kebahagiaan di sorga Selama-lamanya
Setiap orang yang percaya yang
dibangkitkan oleh Kristus akan mendapatkan suatu kehidupan yang penuh dengan
sukacita dan kebahagiaan bersalam Kristus untuk selama-lamanya. Umat Tuhan yang
adalah umat pilihan-Nya tidak mendapatkan hukuman kekal tetapi kehidupan untuk
selama-lamanya. Welly Pendensolang menjelaskan Pemberian tubuh yang sempurna
kepada orang percaya merupakan tindakan yang sangat beralasan sebab jemaat-Nya
akan hidup bersama dengan Dia di sorga yang tentunya sangat mustahil untuk
dihuni dengan tubuh lama yang fana dan penuh dosa.[31] Jadi jelas
disini bahwa manusia yang percaya kepada Allah yang telah diselamatkan oleh
Allah akan hidup bersama-sama dengan Allah, dan mereka akan hidup dipenuhi
dengan kemuliaan Kristus. Seperti yang dijelaskan oleh Anthony A. Hoekema
“Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan”. mereka yang akan selama-lamanya bersama dengan
Tuhan sesudah kebangkitan atau perubahan bukanlah makhluk ciptaan lain tetapi
hidup seperti malaikat.[32]
Dari pendapat di atas mau menekankan
akan kehidupan manusia yang sudah di bangkitkan oleh Kristus mereka akan hidup
bersama-sama dengan Dia yang adalah sumber kehidupan kekal. William A Brakel menjelaskan bahwa, The elect they who are fercordained, are those how will become partakers
of salvation; more over whom He did predestinate them he also glorified
(Roma 8:30).[33](Mereka
yang dipilih yang telah diselamatkan: dari akhir predestinasi-Nya mereka juga
akan memuliakan-Nya). Oleh sebab itu setiap anak-anak Tuhan yang telah diselamatkan
oleh Allah akan memuliakan Allah. Seluruh kehidupan mereka hanya dipenuhi oleh
kemuliaan Kristus. George
Eldon Ladd menyatakan
bahwa, hidup yang kekal ini akan dialami
pada zaman akhir, orang-orang benar akan dibawa kepada kebangkitan hidup.[34] Hidup yang kekal akan dialami oleh
anak-anak Tuhan yang telah dibangkitkan oleh Kristus dari kematian dosa-dosa
mereka. Mereka akan hidup bersama-sama dengan Allah yang adalah pemilik
kehidupan yang kekal.
Yohanes Calvin menjelaskan bahwa,
Setiap kali ada dibicarakan tentang kebangkitan,
hendaknya di mata hati kita muncul gambaran Kristus. Di dalam tabiat yang telah diambil-Nya dalam
kita. Dia telah menempuh jalan yang fana
ini sedemikian rupa hingga sekarang, setelah memperoleh hidup yang kekal, Dia
menjadi jaminan bagi kita untuk kebangkitan kelak. Kristus telah bangkit supaya kita menjadi
teman-Nya dalam kehidupan yang akan datang.
Dia oleh Bapa dibangunkan kembali karena Dia dengan cara apapun tidak
mau dipisahkan dari-Nya. Dia dibangunkan
oleh kuasa Roh Kudus yang pekerjaan-Nya menghidupkan kita bersama dengan Dia.[35]
Jelaslah bahwa kehidupan kekal yang
di anugerahkan oleh Allah kepada umat pilihan-Nya melalui pekerjaan Roh Kudus,
membangkitkan manusia dari kematian, dan manusia senantiasa menjalani kehidupan
bersama Kristus, yakni kehidupan kekal. Yesus Kristus telah menjadi jaminan
yang sempurna bagi setiap anak-anak-Nya, sehingga mereka memperoleh anugerah
keselamatan itu. Janji Kristus telah
digenapi oleh-Nya melalui kebangkitan-Nya yang menunjukkan kemenangan atas
maut. Setiap umat yang telah diselamatkan oleh Allah mereka dibangkitkan bukan
untuk dihakimi, melainkan untuk menjalani suatu kehidupan bersama-sama dengan
Kristus yang hidup untuk selama-lamanya.
DAFTAR PUSAKA
Abineno, Ch., Pokok-Pokok penting dari Iman Kristen. cet-5. Jakarta:
Gunung Mulia. 2001.
Ames, William., The Marrow of the Theology. second Printing. USA. Baker Book House.
1997.
Barth,
C. Theologia Perjanjian Lama 3, Cet
ke-8. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. 2005.
Bavink, Herman., Our Reasonable Faith. Fourth Printing. New York. Eerdmans
Publishing. 1984
Becker, Dieter., Pedoman
Dogmatika, cet-1. Jakarta: Gunung Mulia. 1991.
Brill, J. Wesley., Tafsiran
Surat Korintus. cet-4. Bandung:
Yayasan Kalam Hidup. 1998.
Ferguson, Sinclair B.,
Kehidupan
Kristen. cet-1. Surabaya: Momentum. 2007.
Hays, Richard B., First Corinthians: Interpretation: A Bible
Commentary for Teaching and Praching, United States. 2011.
Hoekema, Anthony A., Alkitab
dan Akhir Zaman. pen: Kalvin S.
Budiman, ed: Solomon Yo. cet-1. Surabaya: Momentum. 2004.
Hodge,
Charles., Systematic Theology-Volume III.
t.k: t.p. t.t., pg. 718.
Indra, Ichwey G., Teologi
Sistimatika. cet-1. Bandung: Yayasan Baptis Indonesia. 1999.
Jonge, Christian de., Gereja mencari
Jawab: Kapita Selekta Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia. 2003.
Marantika, Chris., Eskatologi. cet-2. Yogyakarta: YKAP. 2007.
Menzies, William W. dan Horton, Stanley M., Doktrin
Alkitab. cet-1.Malang: Gandum Mas.
1998.
Packer, J. L., Kristen
Sejati. cet-2. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia. 1995.
Pink, Athur W., Saving Faith. Pilgrim Brethern press,
Peterburgs USA. 1992
Plaisier, Arie Jan., Manusia
Gambar Allah. cet-1. Jakarta: Gunung Mulia. 1999
Prime, Derek., Tanya
Jawab tentang Iman Kristen, cet-1. Jakarta: Yayasan Bina Kasih. 1997.
Rothlisberger, H., Firman-Ku Seperti Api Para Nabi Israel. Cet ke-4. Jakarta: BPK.
Gunung Mulia. 2002.
Ryrie, Charles C., Teologi
Dasar. cet-2. Yogyakarta: Yayasan Andi. 1986.
Soedarmo, R., Ikhtisar
Dogmatika. cet-1. Jakarta: Gunung
Mulia. 1965.
Thiessen, Hendry C., Teologi
Sistimatika. cet-4. Malang: Gandum Mas. 1997.
Tong, Stephen., Iman dan
Agama. cet-3. Jakarta: Reformed Injili Indonesia. 1995.
Verkuyl, J., Aku
Percaya. cet-8. Jakarta: Gunung
Mulia. 1981.
Walvoord, John F., Penggenapan
Nubuat Masa Kini Zaman Akhir. cet-1.
Malang: Gandum Mas. 1996.
Williamson, G. I., Pengakuan
Iman Westminster. cet-1. Surabaya:
Momentum. 2006.
Wongso, Peter., Soteriologi. cet-4. Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara. 1998.
[1]
Arie Jan Plaisier, Manusia Gambar Allah, cet-1, (Jakarta:
Gunung Mulia, 1999), h. 162.
[2]
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, cet-2, (Yogyakarta:
Yayasan Andi, 1986), h. 362
[3]
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, cet-1, (Jakarta:
Gunung Mulia, 1991), h. 197.
[4]
Peter Wongso, Soteriologi, cet-4, (Malang : Seminari
Alkitab Asia Tenggara, 1998), h. 95.
[5]
Ch. Abineno, Pokok-Pokok
penting dari Iman Kristen, cet-5, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), h.
108.
[6]
Christian de Jonge, Gereja mencari Jawab: Kapita Selekta Sejarah
Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), h. 55.
[7]
Stephen Tong, Iman dan Agama, cet-3, (Jakarta:
Reformed Injili Indonesia, 1995), h. 54.
[8]
John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa Kini Zaman Akhir,
cet-1, (Malang: Gandum Mas, 1996), h. 422.
[9]
Chris Marantika, Eskatologi, cet-2, (Yogyakarta: YKAP,
2007), h. 123.
[10]
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus, cet-4,
(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998), h. 316.
[11]
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, cet-1, (Surabaya:
Momentum, 2007), h. 258.
[12]
Hendry C. Thiessen, Teologi Sistimatika, cet-4, (Malang:
Gandum Mas, 1997), h. 592-593.
[13]
J. Verkuyl, Aku Percaya, cet-8, (Jakarta: Gunung
Mulia, 1981), h. 259.
[14]
William W. Menzies dan Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab, cet-1, (Malang: Gandum
Mas, 1998), h. 264.
[15]
Ichwey G. Indra, Teologi Sistimatika, cet-1, (Bandung:
Yayasan Baptis Indonesia, 1999), h. 216.
[16]
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, Cet
ke-3, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2000), h. 374.
[17]
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, cet-1,
(Surabaya: Momentum, 2006), h. 398.
[18]
Teologi Sistimatika, op cit, h. 217
[19]
Anthony A. Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, pen: Kalvin S.
Budiman, ed: Solomon Yo, cet-1, (Surabaya: Momentum, 2004), h. 344.
[20] Derek Prime, Tanya Jawab tentang Iman Kristen, cet-1, (Jakarta: Yayasan Bina
Kasih, 1997), h. 175.
[21]
Anthony A. Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, cet-1,
(Surabaya: Momentum, 2004), h. 370.
[22]
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, cet-1, (Jakarta:
Gunung Mulia, 1965), h. 202.
[23]
Gerge Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid I,
(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998), h. 95
[24]
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, cet-1, (Jakarta:
Gunung Mulia, 1993), h. 379.
[25]
Doktrin Alkitab, Op.Cit. h. 265.
[26]
J. Verkyil, Aku Percaya, cet-16, (Jakarta: Gunung
Mulia, 1995), h. 258
[27]
C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 3,
Cet ke-8, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2005), h. 45.
[28]
H. Rothlisberger, Firman-Ku Seperti Api
Para Nabi Israel, Cet ke-4, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002), h. 125.
[29]
Charles Hodge, Systematic Theology-Volume
III, (t.k: t.p,.t.t), pg. 718.
[30]
Charles Hodge, Systematic Theology-Volume III, (t.k: t.p,.t.t), pg. 718
[31]Welly
Pendensolang, Eskatologi Biblika,
Cet-3 (Andi, Yogyakarta, 2004) h. 107
[32]Anthony
A. Hoekema, Alkitab & Akhir Zaman,
Cet-1 (Momentum, Surabaya, 2004) h. 34
[33]William
A Brakel, The Christion Reasonable
Service, Vol-IV, Translated by Barkel Elshout, (Soli Deo Gloria
Publication, Nederlands, 1995) Pg. 358
[34] George
Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru,
Pen. Urbanus Selan & Henry Lantang, Jilid 1, Cet-1, (Yayasan Kalam Hidup,
Bandung, 1999) h. 342.
1 komentar:
Horas Ito ! Kebetulan saya menulis ttg kebangkitan daging, bisa dikirimkan filenya ttg kebangkitan daging ini ke email saya kah ? Ke rahmadsimanungkalit@gmail.com Terima kasih
Posting Komentar