aMSaL

BaGi DuNia KiTa HaNYaLaH SeSeoRaNG, BaGi SeSeoRaNG KiTaLaH DuNiaNYa

Selasa, 13 November 2012

AWAS TERHADAP SERANGAN DAN AMUK MASSA


Bacaan Kisah Rasul 17 : 1 – 9

Kitab Kisah Para Rasul merupakan catatan tentang sejarah Pertumbuhan Gereja mula – mula di Israel dan sekitarnya. Pertumbuhan gereja itu terjadi karena Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul – Rasul (= Utusan Injil), Diaken (= Pejabat gereja) dan Umat (=Warga gereja). Banyak orang menjadi percaya dan mengikut Yesus, persekutuan orang percaya itulah gereja.

Pertumbuhan gereja mula – mula tidak terlepas dari hambatan, berupa penolakan dan tekanan dari pihak orang – orang Yahudi. Mengapa ? Karena Gereja mengaku Yesus, Anak Allah ( yang disalibkan oleh Kaum Yahudi !) sebagai Tuhan dan Kristus, sebagaimana di tentukan Allah (2:36).

Pengakuan gereja sebagai umat Allah sama dengan pengakuan kaum Yahudi, tetapi iman gereja kepada Yesus berbeda dengan iman kaum Yahudi, perbedaan itu menjadi dasar penolakkan kaum Yahudi terhadap gereja. Sebab itu orang – orang Yahudi selalu giat menghambat pemberitaan injil yang di anggap sebagai akar permasalahannya.

Perbedaan itu bukan alasan untuk menolak dan menghambat gereja memberitakan injil. Sebab kaum Yahudi sendiri pada waktu itu berada dalam masyarakat yang pluralistik, mereka berdampingan dengan kepercayaan lain seperti penyembahan : Baal, Dewa – Dewa, patung Kaisar Roma dan sebagainya. Tidak sedikit orang – orang Yahudi yang menganut kepercayaan itu, namun mereka tidak mengalami hambatan dari kaum Yahudi.

Dalam bacaan kita, Kis 17 : 1 – 9, terungkap bahwa keributan dan kekacauan yang terjadi di Tesalonika itu dihasut oleh orang – orang Yahudi, dan di gerakannya penjahat – penjahat dari antara petualang – petualang pasar atau preman. Penanggungguran itu senang dimanfaatkan untuk menteror demi mendapatkan uang bagi nafkah mereka.

Mereka mencari Paulus dan mitranya di rumah Yason, untuk diadili dalam siding rakyat. Tetapi karena tidak menemukannya, maka mereka menyeret Yason dan orang – orang percaya yang ada di situ ke Pembesar kota. Mereka menuduh Yason terlibat kejahatan sebab Yason menampung Paulus dan mitranya yang memberitakan bahwa “ ada Raja lain yaitu Yesus “, yang bertentangan dengan ketetapan kaisar sebagai satu – satunya penguasa (ay. 7). Akhirnya Yason memberikan jaminan bahwa hal itu tidak benar dan mereka semua dibebaskan.

Kisah itu  menyatakan bahwa orang – orang Yahudi menutupi keculasan hatinya, dengan alas an yang mengada - ada untuk membenarkan tindakan main hakim sendiri dengan kekerasan. Bahkan mereka berusaha untuk meyakinkan Pemerintah dan masyarakat dengan kebohongannya.

Apa yang kita baca hari ini, bukan sekedar fakta sejarah tentang pertumbuhan gereja yang mengalami hambatan dalam memberitakan injil Yesus, tetapi juga menurut ayat 5, diungkapkan ada dua kejahatan terselubung di dalamnya. Apakah itu? Pertama, sebenarnya hambatan terhadap gereja adalah karena orang – orang Yahudi merasa iri hati melihat keberhasilan pekerjaan missioner gereja mula – mula. Perkembangan itu menurut mereka bisa membuat mereka kehilangan peran dan fungsinya dalam kehidupan beragama. Karena itu mereka berusaha keras menghambat pemberitaan injil yang dilakukan Rasul Paulus dan mitranya, yang menyebabkan banyak orang terkemuka menjadi percaya (ay.4). Dengan demikian mereka mengharapkan gereja tidak akan berkembang lagi di tengah keyahudian.

Hal iri hati ini, tidak bisa disangkal dapat terjadi kapan saja pada pribadi pemuka setiap agama di mana saja di dunia ini. Gereja – gereja di Indonesia misalnya,telah mengalami akibat dari irihati itu terhadap pertumbuhan gereja. Faktor irihati, yang dapat memicu penghambatan misi pekabaran injil dan pertumbuhan gereja, harus kita waspadai dan antisipasi.

Untuk mengantisipasi hal itu, sebagai warga gereja kita perlu membina kerukunan hidup dengan sesame dari berbagai kepercayaan / agama di masyarakat.
Rukun artinya : Membina kebersamaan, membina kerja sama, membina toleransi dan membina kepedulian yang wajar terhadap pergumulan hidup sesama.

I Petrus 3 : 13, berpesan kepada kita : “ Siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? “

Kerukunan merupakan salah satu resep untuk memadamkan irihati sesama dari berbagai agama terhadap kehidupan kita bergereja. Kedua, kita melihat kejahatan orang – orang Yahudi tempo doeloe dalam menghambat pemberitaan injil dan pertumbuhan gereja, dengan cara : (1) menghasut; (2) memakai tangan orang luar; (3) menuduh pelayan / gereja melawan Pemerintah atau melanggar aturan Pemerintah.

Ternyata cara kuno itu menjadi metode yang sangat efektif bagi mereka yang anti gereja untuk menghambat misi dan perkembangan gereja di Indonesia.

Bila ada gereja diobrak – abrik, pasti yang melakukannya itu adalah massa dari luar lingkungan, dengan menuduh gereja melanggar peraturan. Bahkan seringkali nyata ada sesuatu penyebabnya yaitu hasutan terhadap keberadaan Gereja.

Masyarakat setempat tidak tahu menahu tentang apa yang dituduhkan sebagai dasar penolakan dan pelanggaran atau perusakkan gereja.

Sebagai warga gereja, kita harus memperhatikan dan mewaspadai hal itu agar siap untuk mengantisipasinya sedini mungkin. Salah satu cara mengantisipasi adalah bersikap bijaksana dan penuh penyerahan kepada Tuhan dalam melaksanakan kegiatan gereja.

Dalam rangka melaksanakan PelKes, yaitu memberitakan injil secara konprehensif (- disertai pelayanan kasih untuk membantu mereka yang sudah percaya dari kesulitan ekonomi !) cara – caranya harus di evaluasi untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman. Demikian pula dalam memberikan bantuan atau pelayanan kemanusiaan, agar bekerjasama dengan pengurus lingkungan agar tidak dianggap sebagai kegiatan kristenisasi.

Karena itu warga gereja harus mengerti, bahwa dana – dana bantuan yang dianggarkan atau dikumpul dari warga gereja untuk kegiatan ber – PelKes bukan untuk memancing orang menjadi Kristen, dan menuntut bahwa dengan dana yang dikeluarkan itu harus ada orang yang jadi Kristen.

Disamping hal itu tidak baik, juga soal menjadi Kristen karena bantuan – bantuan harus dipahami itu sebagai pemaksaan.
Tugas kita melayani, dengan kata dan perbuatan kasih. Firman atau injil yang diberitakan itu disertai Roh Kudus yang akan berkarya dengan pasti (lihat I Tes 1 : 5a) pada mereka yang hatinya merupakan tanah yang subur untuk membuahkan responsnya.

Manabur dan menuai memerlukan suatu tenggang waktu, entah itu cepat atau lambat, tetapi pasti. Demikian juga dengan injil dan pelayanan kasih, pasti berbuah entah waktunya kapan. Sekarang kita masih dalam suasana ber – PelKes, kita perlu selalu mendoakan agar ber Pelkes selalu terhindar dari konflik dan amuk massa. Bagi kita yang mengharapkan buah, yang perlu adalah berdoa dan bekerja dan Tuhan yang menjawab PelKes kita itu.

Bekerjalah bagi pelebaran Kerajaan Allah dengan sukacita dan semangat, tanpa lelah atau jemu bagi kemuliaan namaNya saja. Setiap pekerjaan yang baik bagi kemuliaan namaNya, maka Ia akan melindunginya dari segala kejahatan dan memberkatinya. 

Tetaplah Berdoa ...   
bagi setiap orang 
siapapun mereka 
tugas kita adalah mengasihi mereka ... 
bukan untuk membenci mereka
Amin

Tidak ada komentar:

Kata kata

Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya, dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya.

SESUATU YANG BERHARGA

Terkadang, Tuhan menghilangkan sesuatu yang sangat berarti dari genggamanmu, agar kamu menyadari kesalahan dan berubah menjadi lebih baik.