Bacaan Kisah Rasul 17 : 1 – 9
Pertumbuhan gereja mula – mula
tidak terlepas dari hambatan, berupa penolakan dan tekanan dari pihak orang –
orang Yahudi. Mengapa ? Karena Gereja mengaku Yesus, Anak Allah ( yang
disalibkan oleh Kaum Yahudi !) sebagai Tuhan dan Kristus, sebagaimana di
tentukan Allah (2:36).
Pengakuan gereja sebagai umat
Allah sama dengan pengakuan kaum Yahudi, tetapi iman gereja kepada Yesus
berbeda dengan iman kaum Yahudi, perbedaan itu menjadi dasar penolakkan kaum
Yahudi terhadap gereja. Sebab itu orang – orang Yahudi selalu giat menghambat
pemberitaan injil yang di anggap sebagai akar permasalahannya.
Perbedaan itu bukan alasan untuk
menolak dan menghambat gereja memberitakan injil. Sebab kaum Yahudi sendiri
pada waktu itu berada dalam masyarakat yang pluralistik, mereka berdampingan
dengan kepercayaan lain seperti penyembahan : Baal, Dewa – Dewa, patung Kaisar
Roma dan sebagainya. Tidak sedikit orang – orang Yahudi yang menganut
kepercayaan itu, namun mereka tidak mengalami hambatan dari kaum Yahudi.
Dalam bacaan kita, Kis 17 : 1 –
9, terungkap bahwa keributan dan kekacauan yang terjadi di Tesalonika itu
dihasut oleh orang – orang Yahudi, dan di gerakannya penjahat – penjahat dari
antara petualang – petualang pasar atau preman. Penanggungguran itu senang
dimanfaatkan untuk menteror demi mendapatkan uang bagi nafkah mereka.
Mereka mencari Paulus dan
mitranya di rumah Yason, untuk diadili dalam siding rakyat. Tetapi karena tidak
menemukannya, maka mereka menyeret Yason dan orang – orang percaya yang ada di
situ ke Pembesar kota. Mereka menuduh Yason terlibat kejahatan sebab Yason
menampung Paulus dan mitranya yang memberitakan bahwa “ ada Raja lain yaitu
Yesus “, yang bertentangan dengan ketetapan kaisar sebagai satu – satunya penguasa
(ay. 7). Akhirnya Yason memberikan jaminan bahwa hal itu tidak benar dan mereka
semua dibebaskan.
Kisah itu menyatakan bahwa orang – orang Yahudi menutupi
keculasan hatinya, dengan alas an yang mengada - ada untuk membenarkan tindakan
main hakim sendiri dengan kekerasan. Bahkan mereka berusaha untuk meyakinkan
Pemerintah dan masyarakat dengan kebohongannya.
Apa yang kita baca hari ini,
bukan sekedar fakta sejarah tentang pertumbuhan gereja yang mengalami hambatan
dalam memberitakan injil Yesus, tetapi juga menurut ayat 5, diungkapkan ada dua
kejahatan terselubung di dalamnya. Apakah itu? Pertama, sebenarnya hambatan
terhadap gereja adalah karena orang – orang Yahudi merasa iri hati melihat
keberhasilan pekerjaan missioner gereja mula – mula. Perkembangan itu menurut
mereka bisa membuat mereka kehilangan peran dan fungsinya dalam kehidupan
beragama. Karena itu mereka berusaha keras menghambat pemberitaan injil yang
dilakukan Rasul Paulus dan mitranya, yang menyebabkan banyak orang terkemuka
menjadi percaya (ay.4). Dengan demikian mereka mengharapkan gereja tidak akan
berkembang lagi di tengah keyahudian.
Hal iri hati ini, tidak bisa
disangkal dapat terjadi kapan saja pada pribadi pemuka setiap agama di mana
saja di dunia ini. Gereja – gereja di Indonesia misalnya,telah mengalami akibat
dari irihati itu terhadap pertumbuhan gereja. Faktor irihati, yang dapat memicu
penghambatan misi pekabaran injil dan pertumbuhan gereja, harus kita waspadai
dan antisipasi.
Untuk mengantisipasi hal itu,
sebagai warga gereja kita perlu membina kerukunan hidup dengan sesame dari
berbagai kepercayaan / agama di masyarakat.
Rukun artinya : Membina
kebersamaan, membina kerja sama, membina toleransi dan membina kepedulian yang
wajar terhadap pergumulan hidup sesama.
I Petrus 3 : 13, berpesan kepada
kita : “ Siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik? “
Kerukunan merupakan salah satu
resep untuk memadamkan irihati sesama dari berbagai agama terhadap kehidupan
kita bergereja. Kedua, kita melihat kejahatan orang – orang Yahudi tempo doeloe
dalam menghambat pemberitaan injil dan pertumbuhan gereja, dengan cara : (1)
menghasut; (2) memakai tangan orang luar; (3) menuduh pelayan / gereja melawan
Pemerintah atau melanggar aturan Pemerintah.
Ternyata cara kuno itu menjadi
metode yang sangat efektif bagi mereka yang anti gereja untuk menghambat misi
dan perkembangan gereja di Indonesia.
Bila ada gereja diobrak – abrik,
pasti yang melakukannya itu adalah massa dari luar lingkungan, dengan menuduh
gereja melanggar peraturan. Bahkan seringkali nyata ada sesuatu penyebabnya
yaitu hasutan terhadap keberadaan Gereja.
Masyarakat setempat tidak tahu
menahu tentang apa yang dituduhkan sebagai dasar penolakan dan pelanggaran atau
perusakkan gereja.
Sebagai warga gereja, kita harus
memperhatikan dan mewaspadai hal itu agar siap untuk mengantisipasinya sedini
mungkin. Salah satu cara mengantisipasi adalah bersikap bijaksana dan penuh
penyerahan kepada Tuhan dalam melaksanakan kegiatan gereja.
Dalam rangka melaksanakan
PelKes, yaitu memberitakan injil secara konprehensif (- disertai pelayanan
kasih untuk membantu mereka yang sudah percaya dari kesulitan ekonomi !) cara –
caranya harus di evaluasi untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman. Demikian pula
dalam memberikan bantuan atau pelayanan kemanusiaan, agar bekerjasama dengan
pengurus lingkungan agar tidak dianggap sebagai kegiatan kristenisasi.
Karena itu warga gereja harus
mengerti, bahwa dana – dana bantuan yang dianggarkan atau dikumpul dari warga
gereja untuk kegiatan ber – PelKes bukan untuk memancing orang menjadi Kristen,
dan menuntut bahwa dengan dana yang dikeluarkan itu harus ada orang yang jadi
Kristen.
Disamping hal itu tidak baik,
juga soal menjadi Kristen karena bantuan – bantuan harus dipahami itu sebagai
pemaksaan.
Tugas kita melayani, dengan kata
dan perbuatan kasih. Firman atau injil yang diberitakan itu disertai Roh Kudus
yang akan berkarya dengan pasti (lihat I Tes 1 : 5a) pada mereka yang hatinya
merupakan tanah yang subur untuk membuahkan responsnya.
Manabur dan menuai memerlukan
suatu tenggang waktu, entah itu cepat atau lambat, tetapi pasti. Demikian juga
dengan injil dan pelayanan kasih, pasti berbuah entah waktunya kapan. Sekarang
kita masih dalam suasana ber – PelKes, kita perlu selalu mendoakan agar ber
Pelkes selalu terhindar dari konflik dan amuk massa. Bagi kita yang
mengharapkan buah, yang perlu adalah berdoa dan bekerja dan Tuhan yang menjawab
PelKes kita itu.
Bekerjalah bagi pelebaran
Kerajaan Allah dengan sukacita dan semangat, tanpa lelah atau jemu bagi
kemuliaan namaNya saja. Setiap pekerjaan yang baik bagi kemuliaan namaNya, maka
Ia akan melindunginya dari segala kejahatan dan memberkatinya.
Tetaplah Berdoa ...
bagi setiap orang
siapapun mereka
tugas kita adalah mengasihi mereka ...
bukan untuk membenci mereka
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar