aMSaL

BaGi DuNia KiTa HaNYaLaH SeSeoRaNG, BaGi SeSeoRaNG KiTaLaH DuNiaNYa

Senin, 31 Desember 2012

USAHA YANG TAK TERHENTI


Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. Pengkhotbah 11:6
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 2 Korintus 4:8
Inilah kisah singkat tentang seorang yang membuat minuman bersoda. Awalnya, ia memberi nama 3UP sebagai merek minum sodanya. Namun sayangnya usaha itu gagal. Minuman itu tidak disukai oleh masyarakat. Ratusan botol minuman pun harus terbuang sia-sia karena tidak ada yang membeli. Lalu, si pembuat kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan nama 4UP. Tetapi, produk itu pun gagal, sama seperti sebelumnya. Tidak berhenti sampai di situ, ia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5UP. Ia cukup yakin bisa berhasil, tetapi kali ini pin gagal juga. Namun, kecintaannya pada soda membuat ia tidak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru, 6UP. Produk itu juga gagal. Sayangnya, kali ini ia menyerah. Beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat minuman bersoda dengan nama 7UP dan mendapat sukses besar.  Kini minuman bersoda merek 7UP terbilang cukup populer di penjuru dunia.
Dalam hidup ini, terkadang Tuhan mengijinkan kegagalan terjadi. Namun, hendaknya kegagalan itu tidak menjadi penghalang untuk kita terus berusaha. Memang, jika sedang mengalami kegagalan, rasanya sakit. Ada saatnya kita ingin menangis, menyerah sepenuhnya, dan mengaku kalah. Tetapi ingat, kita harus bangkit! Kita masih memiliki banyak ide yang harus terus digali. Hal itulah yang membuat kita bertahan, sehingga tak ada alasan untuk menyerah. Seperti Paulus yang tidak menyerah dalam pekerjaannya sebagai pemberita Kabar Baik. Memang kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil. Tetapi, jika kita terus berusaha, usaha kita pasti membuahkan hasil. Justru karena kita tidak mengetahui kapan waktu keberhasilan kita, maka seharusnya itu menjadi alasan untuk kita tidak pernah berhenti berusaha. Jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil.
Harus diakui, tidak jarang kegagalan sering membuat kita enggan untuk mencoba lagi. Mark Twain berkat, “Dua puluh tahun dari sekarang kau merasa lebih kecewa karena hal-hal yang tidak kau lakukan. Jadi buanglah tali-tali haluan itu. Tangkaplah angin pasat ke layar-layarmu. Jejakilah, bermimpilah, dan temukanlah.” Jadi, alangkah baiknya kita lebih memilih untuk bertindak, walau mungkin akan diperhadapkan pada kegagalan, kesakitan, dan kekecewaan. Tetapi, hal itu jauh lebih baik daripada kita tidak bertindak sama sekali. Jika kita tidak bertindak, hanya akan timbul kekecewaan di kemudian hari. Dengan terus berusahalah kita bisa belajar dari kesalahan dan semakin kreatif dalam memecahkan masalah.
Jalan Tuhan itu unik dan tidak terpikirkan oleh kita. Ia memiliki rencana yang  luar biasa dalam setiap hidup kita. Percayalah bahwa Tuhan selalu menghargai usaha kita. Jika kita sudah berusaha secara maksimal dan memiliki niat yang tulus di hadapan Tuhan, kita tinggal menunggu waktu Tuhan untuk mengangkat kita.
Keberhasilan tak akan pernah menghampiri mereka yang berhenti berjuang karena sudah pernah gagal.
Sumber : Manna Sorgawi | No. 177 Tahun XV | Desember 2012 | Sabtu, 22 Desember 2012

KOSA KATA KHUSUS ( glosari )


Adopsianisme :  Pengambilan (pengangkatan) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri.
Antropologi : Ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau.
Antroposentrik : berpusat pada manusia.
Apotelesma : suatu kesimpulan dari suatu pekerjaan.
Arche : permulaan, asli, prinsip dasar utama.
Bona fide : dapat dipercaya dengan baik.
Dehumanisasi : penghilangan harkat manusia.
De jure : secara hak; secara hukum.
Dekadensi :  kemerosotan (tentang  akhlak); kemunduran (tentang seni, sastra) 
Egalitarianisme : 1 doktrin atau pandangan yang menyatakan bahwa manusia itu ditakdirkan sama derajat;
2 asas pendirian yang menganggap bahwa kelas-kelas sosial yang berbeda mempunyai bermacam-macam anggota, dari yang sangat pandai sampai ke yang sangat bodoh dalam proporsi yang relatif sama  
Eksoterik  :  pengetahuan yang boleh diketahui atau dimengerti oleh siap saja.
Epistemologi : cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Exinanitio : pengosongan diri; penyangkalan diri.
Gratia habitualis : Anugerah tetap.
Hedonisme : Sikap yang mengedepankan tren hidup masa kini daripada norma-norma dalam Alkitab
Imanensi : berada dalam kesadaran atau dalam akal budi (pikiran)
Imperfekt : ketidaksempurnaan.
Limbus patrum : suatu konsep Roma Katolik tentang tempat penantian bagi para bapak gereja, seringkali disebut juga sebagai “pangkuan Abraham”
Metafisik :  ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan.
Opera Dei ad extra : tindakan Allah di dalam Penciptaan, pemeliharaan dan lain-lain
Pactum Salutis : perjanjian penebusan
Perichoresis : kesatuan hubungan dalam Tritunggal
Providensia : jaminan pemeliharaan Allah atas umat-Nya
Regnum gratiae : kerajaan atau pemerintahan Anugerah
Regnum potentiae : kerajaan atau pemerintahan Kuasa
Soma pneumatikon : roh kecil
Soma pyschicon : jiwa kecil
Soma tes sarkos : daging kecil
Sub specie aeternitatis : bentuk kekekalan
Transfigurasi : perubahan bentuk atau rupa
Via media : melalui pengantara

Minggu, 23 Desember 2012

JADILAH PEMIMPIN DEMI KRISTUS


Dua belas tahun telah berlalu sejak edisi pertama buku ini diterbitkan. Dalam kurun waktu tersebut, kalau ada fenomena kepemimpinan yang polanya semakin menguat, fenomena tersebut adalah rentetan kejatuhan puluhan pemimpin puncak organisasi raksasa baik dalam bisnis, pemerintahan, maupun gereja. Tentu ada ratusan lagi pemimpin organisasi skala kecil yang kejatuhannya tidak sempat kita ikuti karena tidak masuk koran, televisi, atau internet.
Kuasa dan uang telah membutakan ambisi para pemimpin ini. Mereka memanipulasi posisi dan pengaruh mereka untuk ambisi menjadi lebih sukses, lebih kaya, lebih populer, lebih dihormati. Karena ambisi tersebut, para pemimpin ini bukannya melayani orang lain dan mengorbankan diri sendiri, tetapi melayani diri sendiri dan mengorbankan orang  lain. Orang-orang yang dipimpin mereka dijadikan kambing hitam, sapi perahan, ayam potong. Dengan kata lain, diperlakukan tidak manusiawi.
Dunia membutuhkan pemimpin yang berambisi. Namun ambisi yang telah diubahkan dan dikuduskan. Edisi kedua buku ini berisi tambahan beberapa artikel baru yang dapat menjadi sahabat anda untuk menyelidiki apa yang ada dalam hati anda. Atau kalau  anda belum menjadi pemimpin, ia bisa menjadi semacam mentor untuk anda; menghitung-hitung harga yang harus anda bayar sebagai pemimpin.
Awalnya buku ini adalah kumpulan artikel kolom kepemimpinan yang tentunya tidak ditulis sesuai dengan format buku. Pihak penerbit lalu mengusulkan untuk mengemasnya dalam bentuk buku dan beberapa rekan penulis memberi dorongan yang sama. Ada cukup banyak artikel yang penulis tambahkan secara khusus untuk memperkaya isi buku ini. Hanya karena kemurahan Tuhan akhirnya buku ini dapat diterbitkan.
Satiap artikel berfokus kepada satu aspek kepemimpinan yang menurut sang penulis pikir esensial untuk dimengerti dan diaplikasikan. Namun ada sebuah benang menrah yang lahir dari sebuah konfeksi pribadi, yaitu bahwa berbagai problem yang kompleks dan akut dalam berbagai jenis organisasi bermuara pada absenya kepemimpinan yang berlandaskan Alkitab. Tidak peduli itu organisasi bisnis, pemerintahan, pendidikan, kemanusiaa, maupun gereja. Penulis yakin prinsip-prinsip kepemimpinan biblikal bersifat universal dan relevan dalam  berbagai konteks kontemporer  di era pasca modern ini. Bahkan banyak perusahaan multinasional yang sukses di dunia ini tanpa sadar sedang menerapkan prinsip dan poloa yang berasal dari Alkitab.
Kepemimpinan yang sehat dan efektif adalah kepemimpinan yang Biblikal. Konfeksi ini telah lama muncul dan mengalami proses pengujian dalam diri penulis lebih dari 10 tahun. Observasi dan riset ilmiah yang dilakukan semakin mengkristalisasi konfeksi tersebut. Semakin dekat prinsip, pola, dan praktik kepemimpinan sebuah organisasi kepada nilai-nilai alkitab, semakin besar kemungkinan prinsip, pola, dan praktik kepemimpinan tersebut menghasilkan sistem yang transparan (accountable) dan langsung (sustainable). Pengalaman riil penulis bekerja dan melayani di Universitas, perusahaan, gereja, dan para-gereja semakin meyakinkan penulis akan kebenaran hal tersebut.
Jalan kepemimpinan memang sangat sepi. Ada banyak keputusan yang harus anda ambil dan membuat anda tidak disukai orang lain. Kalau anda ingin disukai orang lain, maaf, mendingan anda menjadi badut sirkus. Kalau anda ingin menjadi pemimpin,  milikilah ambisi yang telah diubahkan karena, oleh, dan untuk Kristus.
Jadilah Pemimpin demi Kristus Yesus!
Edisi kedua diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Literatur Perkantas, anggota Ikapi | No. Telp. 021 98216536 | Email : literatur.perkantas@ymail.com
Penyunting : Iwan Wibowo dan Yulius Tandyanto
Penata Aksara dan Perancang sampul : Marvin Ade Santoso
Cetakan Pertama : September 2012
Dr Sen Sandjaya adalah Senior Lecture in Leadership di Departement of Management, Monash University, Australia. Ia memperoleh Gelar PhD di bidang Servant Leadership dari Monash University di tahun 2005, dan terus menekuni bidang ini dalam kaitan dengan strategi, budaya, dan inovasi organisasi. Sen adalah pendiri dan Teaching Elder di Indonesia Christian Church, jemaat Indonesia dari Scots’ Presbyterian Church Melbourne (icc-melbourne.org).

DOSA YANG PALING DIBENCI TUHAN


Ada pepatah yang berbunyi, “Di atas langit masih ada langit.” Pepatah ini singkat namun sungguh mendalam maknannya. Pepatah ini mengajarkan kepada kita untuk selalu mawas diri dengan tidak menyombongkan diri atas apa yang kita miliki dan kita capai dalam hidup ini. Sebab, ketika kita merasa bahwa kita sudah “di atas”, maka perlu kita sadari bahwa masih ada orang lain yang berada “di atas” kita. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling kaya, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih kaya dari kita.  Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling pintar, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih pintar dari kita. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling tampan atau cantik, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih tampan atau cantik dari kita. Dan bukan hanya itu saja. Tuhan selalu berada di atas kita. Di mata Tuhan, apa yang kita miliki dan yang telah kita capai dalam hidup ini, bukanlah hal penting sekali. Ingatlah, di atas langit masih ada langit!
Banyak orang berpendapat bahwa dosa yang paling dibenci oleh Tuhan adalah dosa kesombongan. Apakah itu benar atau tidak, faktanya Tuhan bertindak sangat tegas pada kesombongan manusia. Perhatikanlah fakta-fakta Alkitab berikut ini: Tuhan membuang lucifer/iblis dari Sorga, ketika dengan sombong ia ingin menyamai Tuhan; Tuhan menghentikan pembangunan menara Babel, ketika dengan sombong manusia di bumi hendak mendirikannya hingga ke langit; Tuhan menewaskan 70 ribu orang Israel ketika dengan sombong Daud menghitung laskar Israel; Tuhan merendahkan Raja Nebukadnezar dengan makan rerumputan seperti hewan, ketika dengan sombong ia membanggakan Kerajaan Babel; Tuhan menampar Raja Heodes hingga tewas ketika dengan sombong ia menerima pujian rakyatnya yang menganggapnya sebagai Tuhan. Dari fakta-fakta di atas maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kesombongan adalah dosa yang paling dibenci Tuhan.  Mengapa Tuhan begitu membenci kesombongan manusia? Sebab kesombongan itu langsung berurusan dengan pribadi Tuhan sendiri, yang tidak ingin diduakan oleh apa pun dan oleh siapa pun. Ia tidak ingin ditandingi oleh yang lain. Ia ingin menjadi “satu-satunya”, yang mengatasi segala ciptaan-Nya. Itulah sebabnya hukum pertama dari “10 Hukum” yang diberikan-Nya kepada umat-Nya, Israel, adalah agar mereka tidak menduakan-Nya (Kel. 20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.).
Karena itu, apa pun yang kita miliki dan yang telah kita capai dalam hidup ini, hendaklah itu tidak membuat kita menjadi sombong. Sebab jika kita mulai meninggikan diri, maka Tuhan sendiri yang akan merendahkan kita (Mat. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.). Ingatlah bahwa bukan hanya kita yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berhasil. Bahkan ada orang yang lebih berhasil daripada kita. Untuk itu, jadilah orang yang rendah hati kerena Tuhan mengasihi orang-orang yang rendah hati.
Sumber : Manna Sorgawi|No. 175 tahun XV|Oktober 2012|Selasa, 16 Oktober 2012|

Kata kata

Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya, dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya.

SESUATU YANG BERHARGA

Terkadang, Tuhan menghilangkan sesuatu yang sangat berarti dari genggamanmu, agar kamu menyadari kesalahan dan berubah menjadi lebih baik.