aMSaL

BaGi DuNia KiTa HaNYaLaH SeSeoRaNG, BaGi SeSeoRaNG KiTaLaH DuNiaNYa

Rabu, 20 Juni 2012

MEMAHAMI ARTI KEBERSAMAAN

KEBERSAMAAN
Asal kata kebersamaan adalah ‘sama, bersama’. Sama artinya seragam, sedangkan ‘bersama’ berarti ‘tidak sendiri’. Kebersamaan yang dimaksudkan disini adalah melaksanakan suatu kegiatan atau aktivitas secara bersama (lebih dari satu orang), misalnya : beribadah bersama, bernyanyi bersama, berjalan bersama, menonton bersama, dan lain-lain.

Beberapa alasan mengapa orang ingin melakukan sesuatu secara bersama yakni, (1) berkumpulnya beragam ide, (2) dalam suasana yang baik umumnya memiliki kecenderungan saling mendukung satu dengan yang lain, (3) beberapa hal menjadi ringan dalam kebersamaan, (4) memiliki daya dorong yang kuat dalam beberapa hal, dll.

Kebersamaan yang baik adalah kebersamaan yang terbentuk karena ‘kebutuhan’ (need) bukan dipaksakan. Kebersamaan yang terbentuk karena kebutuhan biasanya lebih mudah mencapai tujuan dibanding bila kebersamaan terbentuk karena dipaksakan, atau memiliki hambatan yang cukup besar dalam upaya pencapaian tujuan.

Kebersamaan yang baik bercirikan, (1) ada tenggang rasa, (2) ada kekompakan, (3) ada kepentingan bersama, (4) dan umumnya sang pemimpin mengerti betul yang dipimpinnya.

Hal-hal kritis yang sering terdapat dalam kebersamaan biasanya, (1) mengorbankan kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan bersama, (2) selalu mengarah pada kemajuan bersama bukan sebaliknya, (3) adanya arah yang jelas kemana kebersamaan akan dibawa, (4) dibutuhkan proses untuk lebih memahami kebersamaan, itu berarti diperlukan sejumlah waktu.

Ada bahaya mengintip yang dapat merusak kebersamaan yaitu, (1) ingin menang sendiri, (2) selalu berpikiran negatif terhadap sesama anggota dalam kebersamaan, (3) tidak tepat waktu, (4) mudah mengobral janji tanpa komitmen yang jelas, (5) komersialisasi kebersamaan, (6) saling menyalahkan, (7) saling tuding, (8) pamer kekuatan, (9) ajang untuk mengembangkan issue yang negatif (issue positif silahkan saja), dan (10) kebersamaan kadangkala membuahkan ‘motivasi’ sesaat, begitu kebersamaan berubah menjadi kesendirian, motivasi akan turun lagi.

HAL MENARIK DALAM KEBERSAMAAN
Umumnya, yang membuat orang senang dalam kebersamaan adalah : (1) bertemu teman, (2) bertukar pengalaman sehingga menambah wawasan, (3) dapat belajar mengerti orang lain, (4) tidak merasa kesepian, (5) lebih termotivasi melakukan sesuatu karena ( harus jujur dikatakan) dalam kebersamaan, apa yang kita kerjakan bisa langsung dinikmati/dinilai oleh orang lain, hal yang mungkin tidak kita dapatkan bila dilakukan sendiri, (6) dan lain – lain.

Menyanyi bersama tentu menarik daripada menyanyi sendirian. Melakukan Penelahan Alkitab secara bersama pasti lebih menantang ketimbang melakukannya sendiri. Bersekutu dalam doa dalam suasana kebersamaan sungguh dapat menghangatkan hati dan perasaan. Mendengarkan penceramah berbicara tentunya akan lebih menyenangkan bila yang hadir lebih dari satu orang.

MENGAJAK ORANG LAIN
Ada sebuah cara yang mungkin ‘tokcer’ dalam upaya membangun kebersamaan yakni dengan tidak ragu atau merasa sungkan ‘mengajak’ orang lain bergabung dalam kebersamaan. Seringkali orang tidak tahu ada suatu kebersamaan yang menyenangkan karena ‘tidak diberi tahu’, tidak diajak, atau tidak dibari kebersamaan untuk berpartisipasi.

Berikut ini adalah sebuah contoh langkah-langkah dalam mengajak orang. Pertama, sapalah orang dengan ramah. Lalu amati dengan cepat apa kira-kira yang menjadi ‘keinginan’ dan ‘kemampuan’ orang tersebut. Ini dirasa perlu karena, tidak semua orang merasa ‘welcome’ di situasi yang masih baru dan asing baginya.

Kedua, segera perkenalkan ‘calon anggota’ tadi kepada sebanyak mungkin orang yang kita kenal. Konkritnya, bila kita mengenal kira-kira 40 (empat puluh) orang, usahakanlah ‘kawan baru’ tadi mengenal 40 orang juga, misalnya 35 (tiga puluh lima) orang. Dengan begitu, kita sudah mensosialisasikan ‘kawan baru’ kita kepada orang banyak.

Ketiga, ajak segera ‘kawan baru’ kita untuk melihat dari dekat berbagai aktifitas atau kegiatan di ‘lingkungan baru’ tersebut.

Keempat, beri kesempatan pada ‘kawan baru’ kita untuk bertanya sebanyak mungkin apa yang dilihat dan dirasakan selama ‘orientasi’.

Kelima, sekali waktu, kawan baru berpikir, seolahterlibat/berpartisipasi dalam kegiatan atau aktifitas yang diperhatikannya (dipelajarinya).

Keenam, secara tidak membabi buta tanyakan apakah kawan baru kita senang berada dalam lingkungan baru yang baru dikenalnya. Jawaban yang mungkin didapat dari pertanyaan tersebut sangat beragam.

Kemungkinan jawaban yang kita terima adalah : (1) senang dan mau berpartisipasi, atau (2) senang tetapi belum mau berpartisipasi karena berbagai alasan, atau (3) kurang senang, tetapi ingin mencoba berpartisipasi, atau (4) kurang senang, dan tidak mau berpartisipasi.

Apapun jawaban yang kita terima, balaslah dengan senyuman atau kalimat yang simpatik. Berupayalah menempatkan diri anda sebagai ‘calon anggota’. Bayangkan bila kita juga menjadi orang baru dan diberi pertanyaan serupa. Memang, jawaban yang kita harapkan adalah kawan baru kita akan menjawab : “saya senang dan bersedia berpartisipasi”’ tetapi biloa jawaban lain yang muncul, jangan putus asa. Waktu masih panjang. Beri kesempatan yang banyak bagi kawan baru kita untuk memutuskan berpartisipasi sekarang atau di waktu lain (mendatang). Biarlah waktu yang berbicara.

TINDAK LANJUT
Dalam berbagai kesempatan, sapa dan tegurlah ‘kawan baru’ kita. Jangan pernah bosan menelpon, SMS (Short message service), email (bila memungkinkan), dan lain-lain. Jangan terlihat ‘mendesak’. Sesuatu yang terlihat mendesak seolah ‘dipaksakan’. Sesuatu yang dipaksakan adalah tidak baik. Tetapi bila ada momen/kegiatan menarik jangan lupa mengajak calon kawan baru.

Bila memungkinkan, dan dirasa sudah cukup waktu, dan bila ada kegiatan-kegiatan coba libatkan calon ‘kawan baru’ tadi duduk dalam tim kerja atau kepanitiaan, dll. Tetap dampingi agar ‘kawan baru’ kita merasa ada tempat bertanya bila menemukan sesuatu yang menyulitkan. Jawablah apa adanya. Bisa katakan bisa, tidak bisa katakan tidak bisa.

BERDOALAH
Yang penting dari semua. Berdoalah untuk ‘kawan baru’ kita. Sekalipun sang kawan baru kita belum mau bergabung, tetaplah berdoa (1 Tesalonika 5 : 17).

Roma 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Berikut ini adalah oleh-oleh dari sebuah perusahaan minyak nasional terkemuka di indonesia. Dalam suatu presentasi di tengah pelatihan staf diungkapkan tentang FILOSOFI ANGSA. Mari kita banyak-banyak belajar dari angsa yang terbang beriringan.

BELAJAR DARI ANGSA
Kalau kita tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruh “V” kita akan melihat beberapa fakta tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi “V”.

Fakta Angsa 1 :
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan “daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang dalam formasi “V” seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran Angsa 1 :
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka, dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta Angsa 2 :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran Angsa 2 :
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

Fakta Angsa 3 :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran Angsa 3 :
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusi saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta Angsa 4 :
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran Angsa 4 :
Kita harus memastikan bahwa kita akan memberikan keuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta Angsa 5 :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan bentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran Angsa 5 :
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya

Tidak ada komentar:

Kata kata

Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya, dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya.

SESUATU YANG BERHARGA

Terkadang, Tuhan menghilangkan sesuatu yang sangat berarti dari genggamanmu, agar kamu menyadari kesalahan dan berubah menjadi lebih baik.