aMSaL

BaGi DuNia KiTa HaNYaLaH SeSeoRaNG, BaGi SeSeoRaNG KiTaLaH DuNiaNYa

Senin, 07 Januari 2013

KEUNGGULAN dalam KEPEMIMPINAN


Excellence In Leadership
Pendahuluan
            Pengertian “Excellence,” adalah  sangat baik, terkenal, terkemuka, bernilai, ranking atas, tidak ada tandingannya, istimewa, luar biasa, unggul, superior. Pemahaman dunia tentang excellence adalah inovasi, penampilan, keterampilan, prestasi atau kualitas. Ketika orang mengatakan excellen, fokus mereka kepada “hasil akhir suatu produk.” Mereka mengevaluasi suatu hasil dengan standar dunia. Pandangan Kristiani sangat berbeda. Excellence adalah suatu pola hidup yang diekspresikan oleh orang-orang yang mengaku dirinya sebagai keluarga Kerajaan Allah. seseorang dengan prestasi yang luar biasa, namun tidak bermoral tidak layak disebut excellence, sebab excellence berakar dalam karakter dan integritas. Kekuatannya adalah moral yang tinggi. Standar Kristiani lebih tinggi dari standar dunia meliputi semua aspek kehidupan. Excellen adalah refleksi keberadaan Allah, bukan sekedar prestasi, namun kualitas hidup: “…supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya” (1Tes.2:12).
Kualitas-kualitas  pemimpin yang excellence, antara lain :
1 | KEJUJURAN (Honesty)
            Orang jujur mendapat kepercayaan dari sesama. Pemimpin yang baik sangat memperhatikan reputasinya. Hidup dalam kejujuran menjadi prinsip hidup bagi pemimpin yang baik. Tidak mudah bagi pemimpin dan pengusaha Kristen untuk mengingkari kebenaran. Mereka sangat menderita ketika harus membuat keputusan yang tidak etis, atau menipu sedikit di sini sedikit di sana. Sebagai seorang pemimpin Kristen harus berkenan dan menyenangkan Tuhan setiap saat, setiap situasi, baik pada waktu senang maupun tidak.
Integritas tanpa pengetahuan adalah lemah dan tak berguna, dan pengetahuan tanpa integritas adalah berbahaya dan menakutkan’ (Samuel Johnson)
2 | ANTUSIAS (Enthusiasm)
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1Tes. 5: 16 – 18)
            Seorang pemimpin yang antusias pantang menyerah dalam mencapai sasaran dan target, tidak mudah bergeser dari tujuan yang hendak dicapainya. Pemimpin tidak suka menunda tugas dan pekerjaan, apalagi membuat terbengkalai. Mereka menikmati dan bangga atas apa saja yang telah dibuatnya. Mereka tidak pernah complain, tidak suka membuat alasan.
            Pemimpin Kristen seharusnya adalah orang yang paling antusias di dunia, sebab mereka tahu persis kepada siapa mereka bekerja dan upah yang telah disediakan Bapa di Surga.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.  Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang. (Kol. 3 : 23-25)
Hanya orang-orang yang bersemangat besarlah yang mampu bangkit menuju kebesaran.” (Hondre Gabriel Riqueti, Comte De Maribeau)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.   (1 Kor. 9 : 27)
3 | PENGENDALIAN DIRI (Self Control)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12:1)
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.  (Amsal 16:32)
            Jikalau seorang pemimpin tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri, jangan coba-coba ‘mengendalikan’ orang lain, kecuali seorang diktator atau munafik. Salah satu buah Roh adalah pengendalian diri, penundukan kepada pimpinan Roh Kudus.
            Hanya mereka yang mampu mendisiplinkan hidupnya dapat mencapai golnya. Kehidupan yang tidak disiplin seperti batu berlian yang belum diolah. Batu itu tertutup oleh batu-batu lain, yang harus digali untuk mendapatkannya. Demikianlah, kedisiplinan akan menolong seorang pemimpin menggali kemampuan, peluang dan kekuatan. Membantu menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Kita harus konsisten dan disiplin belajar Firman Tuhan, doa dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.   Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (Gal. 5: 24-25)
4 | DAPAT DIPERCAYA (Dependability & Realiability)
            Pemimpin Kristen haruslah seseorang yang dapat dipercaya, dapat diandalkan. Kualitas ini sangat penting bagi pemimpin, tanpa kualitas ini kepemimpinannya tidak berguna bagi siapapun.
Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?   Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,   yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;  yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;     yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya. (Mazmur 15 : 1 – 5 )

5 | JELI PERKARA-PERKARA KECIL (Feel For Details)
            Seorang pemimpin juga harus memperhatikan masalah-masalah kecil yang menentukan hasil akhir. Mereka mampu melihat, ketika orang lain tidak memperhatikan. Itulah yang membedakan pemimpin yang serius dan sungguh-sungguh.
            Memperhatikan sampai hal-hal yang kecil membedakan pemimpin yang terbaik dari pemimpin yang baik. Allah kita adalah Allah yang excellence, Dia menuntut hal yang terbaik dari anak – anak-Nya. Allah ingin kepemimpinan kita tidak cacat, dengan perkataan lain menguasai sampai hal-hal yang kecil.
6 | SUKA BELAJAR (Studiousness)
            Pemimpin yang baik berupaya untuk mendapatkan pengetahuan dan hikmat (wisdom). Mereka mencatat, membaca dan mengerti. Mereka gemar pikiran-pikiran baru, terobosan-terobosan. Pengetahuan saja tanpa hikmat (wisdom) dari Allah akan mengecewakan. Setiap pemimpin harus mengejar hikmat Allah dan bagaimana menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuannya untuk kemuliaan Allah.
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Maz. 119 : 105)
To Learn is not have, it is to be” Belajar bukanlah proses memiliki sesuatu, melainkan proses untuk menjadi sesuatu.
A need to know, is rahter like a thirst or hunger grawing them” Rasa butuh pengetahuan adalah bagaikan mengunyah di saat lapar.
7 | SUKA BEKERJA (Industriousness)
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yak. 2: 17)
Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya.  Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka. (1 Tes. 4 :10b – 12)
Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. (Amsal 12 : 24)
            Pemimpin yang baik berani bekerja keras. Mereka memakai setiap peluang untuk melayani orang lain atau semakin memantapkan pelayanannya.
            Ada tiga tipe orang/pemimpin : “Menyia-nyiakan peluang, menunggu peluang, menciptakan peluang” Rektor Colombia University mengatakan “There are three kinds of people/leaders in the world:” 1) Those who don’t know what’s happening; 2) Those who watched what’s happening; 3) Those who makes things happen.
“Kita tidak membutuhkan kekuatan lebih besar atau kemampuan lebih besar atau peluang lebih besar. Yang perlu kita gunakan adalah apa yang kita punyai.” (Brasil Walsh)
“The golden oppourtunity you are seeking is yourself. It is not your environment; it is not in luck or chance, or the help of others; it is in yourself alone “ (Orison Swett Marden)
8 | KETEKUNAN
            Ketekunan muncul setelah melewati kesabaran dan kedisiplinan. Banyak orang gagal karena mereka kurang tekun. Mereka mengingini cepat dan mudah, kemudian menggunakan jalan pintas.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.  (Filipi 1:6)
            Banyak orang/pemimpin tidak berhasil mencapai golnya bukan karena kurang mampu, atau kurang sarana, tetapi kurang tekun. Mereka takut mengambil resiko, mereka lemah, mereka mudah menyerah, mereka tidak dapat ‘diregangkan.’
Dr. Robert Shuller, mengatakan: “Tough Times Never Last.. But Tough People Do.”
Salah satu perbedaan antara ketekunan dan keras kepala adalah bahwa yang satu berasal dari kemauan yang keras, sedangkan yang lainnya berasal dari ketidakmampuan yang keras” (Henry Ward Beecher).
9 | DAPAT DIPERCAYA ORANG LAIN (Faith In People)
Seorang pemimpin harus bisa mempercayai bawahannya dan kemampuan mereka, jikalau seorang pemimpin tidak bisa mempercayai bawahannya, tidak ada gunanya mempertahankan mereka sebagai staf sebab akan selalu terjadi perselisihan dan salah pengertian. Sulit untuk mendelegasikan pekerjaan dan tanggungjawab kepada orang yang tidak dipercaya.
Dengan memberikan kepercayaan kepada staf, membangun keyakinan dan semangat bekerja mereka, bahkan kemampuan mereka. Biasanya pemimpin tidak percaya bawahannya disebabkan karena merasa dirinya ‘tidak aman’ dan takut dan atau karena kesalapahaman.
Seorang pemimpin yang baik menyediakan waktu untuk mendoakan stafnya. Pemimpin harus belajar berkomunikasikan dengan kasih kepada bawahannya. Bila memungkinkan, pemimpin harus dapat membagi ketakutannya atau harapannya kepada mereka.
“The best leaders not only have faith in God and other people, but must beleave in themselves” pemimpin terbaik bukan saja percaya kepada Allah dan orang lain, tetapi juga percaya kepada diri sendiri. Peter Dructer dalam buku-bukunya banyak menekankan bahwa dalam pengamatannya, pemimpin yang luar biasa sangat istimewa dalam pengendalian temperamen mereka.
Dipercaya adalah lebih baik daripada dikasihi” (George MacDonald)
“Hendaklah kita hanya menggunakan otak yang kita miliki, melainkan juga ‘otak yang bisa kita pinjam’” (Presiden Woodrow Wilson)

10 | KESETIAAN (Loyalty)
            ‘Kesetiaan’ ditujukan kepada suatu tujuan atau kepada seseorang. Seperti tali yang telah mengikat seseorang dengan sesuatu atau dengan orang lain. Orang yang setia adalah seseorang yang dapat dipercaya sampai titik terakhir dalam kematian. Allah menghendaki kita setia dalam pekerjaan yang telah dipercayakan-Nya. Allah juga menghendaki kita saling setia.
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang setia kepada keluarganya, pelayanannya, teman-temannya, bahkan pada dirinya sendiri. Dia bersedia berdiri di belakang umatnya dan mendukung mereka dalam setiap hal, bukan saja ketika situasi dan kondisi baik tetapi juga di saat yang tidak diharapkan. Berhati-hatilah kepada siapa Anda setia, sebab ada orang yang memanfaatkan kesetiaan Anda.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh. 15 : 13)
11 | TIDAK EMOSIONAL (Emotional Stability)
            Ini adalah hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Jikalau emosi seseorang pemimpin tidak stabil, ia tidak akan mampu memimpin atau berfungsi di bawah tekanan. Emosi menentukan keputusan yang akan dibuat. Ketika emosi stabil, pemimpin dapat berpikir tenang sebelum memberikan keputusan dan tidak terpengaruh oleh tekanan-tekanan.
12 | DEDIKASI (Dedication)
            Dedikasi berbicara tentang komitmen yang total kepada sasaran atau kepada pola hidup. Komitmen atau pengabdian kepada suatu tujuan. Dedikasi adalah jalan menuju excellence. Tanpa dedikasi pemimpin akan gagal.
            Allah menghendaki komitmen atau dedikasi kita kepada pekerjaan-Nya dan kemuliaan-Nya. Sebagai orang Kristen kita harus mendedikasikan hidup kepada hal-hal yang mulia. Ada banyak hal di sekitar kita yang menuntut dedikasi kita yang tidak berharga, antara lain kebiasaan-kebiasaan, atau seseorang yang menjadi berhala dalam hidup kita. Berhala adalah segala sesuatu yang mengantikan tempat Allah dalam hidup kita. Kita belajar mengevaluasi segala sesuatu dalam kaitan hubungan kita dengan Tuhan.
            Pemimpin yang baik harus mempunyai dedikasi kepada Tuhan, keluarga, pekerjaannya atau pelayanannya.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.   (Yoh. 1:18)
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Ul. 8:18)
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.   (Ams. 16:3)
13 | MOTIVASI (Motivation)
            Motivasi yang salah dapat menyelinap dalam pelayanan pemimpin. Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika, “Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.” (1Tes. 2:9). Paulus berhak menerima bantuan keuangan dari jemaat, tetapi ia tidak ingin dituduh memiliki motivasi yang tidak murni. “Dunia melihat apa yang kita lakukan, Allah melihat mengapa kita melakukannya”.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.(2Kor. 5:10)
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (1 Tes. 2:4)
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Ams. 18:21)
Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. (Yes. 48:17)
14 | AMBISI (Ambition)
            Ambisi adalah kendali untuk mencapai sesuatu. Setiap pemimpin harus memiliki ambisi untuk menyelesaikan tugasnya. Ambisi akan memberikan inspirasi atau motivasi kepada pemimpin untuk mencapai sasaran. Pemimpin yang tidak mempunyai ambisi adalah ‘pemimpin yang mati’. Hasilnya atau pencapaiannya itu-itu saja. Pemimpin yang baik tahu bagaimana mengendalikan ambisinya. Dia tidak membiarkan ambisinya tidak terkendali. Dikendalikan oleh Roh Kudus, setiap langkah disertai doa dengan kesabaran. Dia tahu jikalau ambisinya dilepaskan, dia akan kehilangan keluarga, teman-teman atau bisa saja imannya. Ambisi yang berpusat kepada dirinya sendiri akan merusak. Pemimpin yang excellence bukanlah budak ambisi, namun tuan ambisi. Semua ambisinya datang dari visi Kerajaan-Nya.
Jikalau kita mau cari sesuatu kita cari jalan, jakalau kita tidak mau cari sesuatu kita cari alasan” (NN)
15 | ENERGI (Energy)
            Energi datang dalam berbagai bentuk, semuanya penting jikalau digunakan dengan bijak. Bagi pemimpin Kristiani, kekuatan dalam (inner strength) yang datang dari Roh Kudus adalah penting. Seseorang mungkin mempunyai sumber yang lain untuk mendapatkan energi, namun semuanya sia-sia jikalau bukan berasal dari Allah. ketahuilah bahwa Doa, Firman Allah dan Fellowship sesama menolong memberikan energi spirit.
“Janganlah berdoa demi kehidupan yang mudah; berdoalah agar lebih kuat! Janganlah berdoademi tugas-tugas yang setara dengan kekuatanmu; berdoalah demi kekuatan tang setara dengan tugas-tugasmu! Maka mengerjakan pekerjaanmu bukanlah muzijat; melainkan engkaulah muzijat itu. Setiap harinya engkau akan takjub kepada diri sendiri, kepada kekayaan kehidupan yang telah datang kepadamu berkat kasih karunia Allah” (Phillip Brooks)
Kerja sama menuntut upaya semua orang mengalir ke arah yang sama. Perasaan berarti terjadi ketika energi sebuah tim hidup dengan sendirinya” (Pat Riley)
Orang-orang yang bangga akan dirinya mendatangkan hasil-hasil yang baik” (John C. Maxwell)
16 | TANGGUNGJAWAB (Responsibility)
            Tanggung jawab artinya tidak berbalik dari komitmennya. Integritas menuntut tanggung jawab penuh atas langkahnya dan menanggung konsekuensi atas kesalahannya.
            Dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab dalam Tubuh Kristus, terutama dalam bidang keuangan, moral dan hal-hal yang berkenan dengan hukum. Tanggung jawab adalah tanda kedewasaan. Jikalau seorang pemimpin tidak bertanggung jawab dalam hal kecil, dia belum dewasa untuk menanggung beban yang lebih besar.
            Tidaklah bijaksana memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada seorang pemimpin terutama dalam hal-hal yang penting, sampai mereka membuktikan dirinya sendiri mampu menanganinya.
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. (Roma 14:12)
17 | BERORIENTASI KEPADA SASARAN (Goal Directed)
            Pemimpin yang baik mempunyai sasaran. Mereka tahu ke mana mereka sedang berjalan dan apa yang akan dikerjakannya. Mereka tidak hidup tanpa tujuan atau hidup untung-untungan. Mereka menggunakan hikmat dari Allah untuk merencanakan hari esok. Sasaran membantu mereka apa dan bagaimana harus berdoa. Mereka sadar di mana mereka berhasil atau gagal.
            Ada orang-orang Kristen yang tidak percaya ‘goal setting’, mereka beranggapan bahwa hal itu akan membatasi pekerjaan Tuhan, mereka tidak berani membuat anggaran belanja. Malah mereka membelanjakan uangnya lebih dari seharusnya atau tidak menggunakan apa yang ada, sebab mereka tidak tahu bahwa mereka mempunyainya.
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;   (Mazmur 37:23)
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. (Mazmur 32:8)
A Winner is someone who sets his goals, commits himself to those goals, and then pursues his goals with all the abillity given him.” (NN)
Orang yang mempunyai sasaran itu sukses karena mereka tahu kemana mereka menuju” (Earl Nightingale)
18 | KELENTURAN (Flexibility)
            Walaupun sudah berdoa dan sudah menetapkan sasaran (goal setting), pemimpin yang baik mampu menerima pimpinan Roh Kudus. Ketika hal-hal yang buruk dan yang tidak diharapkan terjadi, mereka tidak pernah putus asa, mereka mengevaluasi dan memperbaikinya,
“Tidak banyak hal yang lebih berbahaya daripada seseorang pemimpin yang kehidupannya tidak dievaluasi” (John C. Maxwell)
19 | BIJAKSANA DAN SOPAN SANTUN (Thoughtfulness and Courtesy)
            Seseorang pemimpin haruslah penuh pengertian, pikiran, pertimbangan dan bijaksana, khususnya terhadap istri. Dia haruslah simpatik dan masuk dalam dunia mereka. Pemimpin yang tidak punya pengertian terhadap bawahannya bukanlah pemimpin yang baik. Jikalau kita mempelajari pelayanan Yesus, kita akan temukan bahwa Yesus mengasihi, ikut merasakan (empati), penuh pengertian, pikiran, pertimbangan, dan memberikan waktu kepada mereka yang ada di sekitarnya.
            Seorang pemimpin harus belajar respek kepada siapapun dan penuh pengertian. Dia harus memahami apa yang sedang terjadi paling tidak kepada staf atau bawahannya yang terdekat. Berdoa untuk kebutuhan mereka. Seorang pemimpin jangan pernah terlalu sibuk mengunjungi rumah sakit atau pemakaman ketika keluarga bawahannya perlu diperhatikan.
20 | KEBERANIAN (Courageousness)
            Keberanian adalah kekuatan mental atau moral yang membuat pemimpin mampu berdiri, bertahan dan menang menghadapi bahaya atau keadaan yang sukar. Berani berarti juga teguh dalam pikiran (mind).
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"   (2Taw.15:7)
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2Tim. 1:7)
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yes. 43:2)
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8 : 38-39)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)
Anda takkan melakukan apapun yang layak didunia ini tanpa keberanian” (James Allen)
Dasar keberanian adalah inisiatif individual, kalau kita tidak dapat bertindak sendiri, kita tidak mungkin dapat bertindak bersama-sama” (John C. Maxwell)
Bertekadlah : untuk tidak pernah melakukan apapun yang akan takut saya perbuat seandainya usia saya tinggal satu jam lagi.” (Jonathan Edwards)
Didunia ini, bukan apa yang kita ambil, melainkan apa yang kita relakan, yang membuat kita kaya” (Henry Ward Beecher)
Bukan karena segalanya sulit sehingga kita tidak berani; justru karena kita tidak beranilah maka segalanya menjadi sulit.” (Sebeca)
21 | MUDAH DITEMUI (Availability)
            Seorang pemimpin mudah ditemui ketika dibutuhkan. Kadang kala ada pemimpin yang sulit ditemui, karena terlalu ‘sibuk’. Seorang pemimpin harus mendelegasikan tanggung jawab sampai dirinya berkenan kepada Tuhan dan kepada jemaatnya. Kadang kala seseorang terlalu sibuk untuk dipakai Allah atau untuk jemaat yang harus dilayaninya.
            Beberapa pemimpin merasa bahwa harga diri mereka dari padatnya agenda. Mereka bekerja luar biasa. Pemimpin yang lain tidak dapat mengatur waktu. Mereka memboroskan banyak waktunya untuk aktifitas yang tidak perlu supaya kelihatannya sibuk , tetapi pada dasarnya membuang-buang waktu.
            Pemimpin yang baik harus dapat mengatur waktu dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dengan masalah-masalah yang tidak perlu. Menyediakan waktu untuk Tuhan, keluarga, teman-temannya, pelayanannya, dan bekerja dengan prioritas.
22 | KETERATURAN (Orderliness)
Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. (1 Kor. 14:40). Pemimpin yang baik menyadari pentingnya pengorganisasian dengan baik untuk menghasilkan hasil yang baik. Dengan pengorganisasian dan perencanaan yang baik pada hakekatnya sudah menyelesaikan masalah-masalah sebelum masalah-masalah itu timbul.
            Mengorganisir pekerjaan, artinya menjadikan pekerjaan ‘teratur’, tertib dan ‘teliti.’ Pekerjaan pemimpin Kristen seapat mungkin demikian. Memang tidak mudah bagi beberapa orang, namun hal ini penting untuk manjadi kesaksian. Seorang pemimpin disaksikan lingkungannya, seharusnya seluruh hidupnya memuliakan Tuhan. Ada orang yang terlalu berkelebihan dalam kebersihan dan penampilan, hal ini dapat menjadi kendala bagi bebarapa orang.
Seorang pemimpin haruslah bebas dari keadaan tidak teratur, ditandai dengan penuh kesederhanaan, keteraturan dan ketelitian.
Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.  Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. (Amsal 24:30-34)
23 | EMPATI (Empathy)
            Pemimpin Kristen harus dapat merasakan apa yang dirasakan apa yang dirasakan orang lain. Dia haruslah dapat merasakan perasaan rekan-rekan sekerjanya. Pelayanan Yesus ditandai dengan empati. Ke mana saja Tuhan pergi, Dia digerakkan oleh belas kasihan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Tuhan 100% manusia yang dapat ikut berduka, penuh pengertian dan perasaan. Dia bahkan rela menderita bagi umat-Nya.
Pemimpin menyediakan bagi orang-orangnya, apa yang tak dapat mereka sediakan sendiri” (John C. Maxwell)
Seorang pemimpin bukanlah pengurus yang suka memerintah sesamanya, melainkan seseorang yang membawakan air bagi orang-orangnya agar mereka dapat meneruskan pekerjaan mereka” (Robert Townsend)
(Pdt. Ir. Tobi Linando, MA., D.Min. | Majalah Pertemuan Raya 2008 | GUPDI | )

Tidak ada komentar:

Kata kata

Cintailah seseorang sepenuhnya, termasuk kekurangannya, dan suatu saat kamu akan pantas mendapatkan yang terbaik darinya.

SESUATU YANG BERHARGA

Terkadang, Tuhan menghilangkan sesuatu yang sangat berarti dari genggamanmu, agar kamu menyadari kesalahan dan berubah menjadi lebih baik.