Excellence In Leadership
Pendahuluan
Pengertian
“Excellence,” adalah sangat baik,
terkenal, terkemuka, bernilai, ranking atas, tidak ada tandingannya, istimewa,
luar biasa, unggul, superior. Pemahaman dunia tentang excellence adalah
inovasi, penampilan, keterampilan, prestasi atau kualitas. Ketika orang
mengatakan excellen, fokus mereka kepada “hasil akhir suatu produk.” Mereka
mengevaluasi suatu hasil dengan standar dunia. Pandangan Kristiani sangat
berbeda. Excellence adalah suatu pola hidup yang diekspresikan oleh orang-orang
yang mengaku dirinya sebagai keluarga Kerajaan Allah. seseorang dengan prestasi
yang luar biasa, namun tidak bermoral tidak layak disebut excellence, sebab
excellence berakar dalam karakter dan integritas. Kekuatannya adalah moral yang
tinggi. Standar Kristiani lebih tinggi dari standar dunia meliputi semua aspek
kehidupan. Excellen adalah refleksi keberadaan Allah, bukan sekedar prestasi,
namun kualitas hidup: “…supaya kamu hidup
sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan
kemuliaan-Nya” (1Tes.2:12).
Kualitas-kualitas pemimpin yang excellence, antara lain :
1 | KEJUJURAN
(Honesty)
Orang
jujur mendapat kepercayaan dari sesama. Pemimpin yang baik sangat memperhatikan
reputasinya. Hidup dalam kejujuran menjadi prinsip hidup bagi pemimpin yang
baik. Tidak mudah bagi pemimpin dan pengusaha Kristen untuk mengingkari
kebenaran. Mereka sangat menderita ketika harus membuat keputusan yang tidak
etis, atau menipu sedikit di sini sedikit di sana. Sebagai seorang pemimpin
Kristen harus berkenan dan menyenangkan Tuhan setiap saat, setiap situasi, baik
pada waktu senang maupun tidak.
‘Integritas
tanpa pengetahuan adalah lemah dan tak berguna, dan pengetahuan tanpa
integritas adalah berbahaya dan menakutkan’ (Samuel Johnson)
2 | ANTUSIAS
(Enthusiasm)
Bersukacitalah
senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1Tes. 5: 16 – 18)
Seorang
pemimpin yang antusias pantang menyerah dalam mencapai sasaran dan target,
tidak mudah bergeser dari tujuan yang hendak dicapainya. Pemimpin tidak suka
menunda tugas dan pekerjaan, apalagi membuat terbengkalai. Mereka menikmati dan
bangga atas apa saja yang telah dibuatnya. Mereka tidak pernah complain, tidak
suka membuat alasan.
Pemimpin
Kristen seharusnya adalah orang yang paling antusias di dunia, sebab mereka
tahu persis kepada siapa mereka bekerja dan upah yang telah disediakan Bapa di
Surga.
Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia. Kamu tahu,
bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai
upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia
akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang. (Kol. 3 : 23-25)
“Hanya
orang-orang yang bersemangat besarlah yang mampu bangkit menuju kebesaran.”
(Hondre Gabriel Riqueti, Comte De Maribeau)
Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan
Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Kor. 9 : 27)
3 | PENGENDALIAN
DIRI (Self Control)
Karena
kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12:1)
Orang
yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota. (Amsal 16:32)
Jikalau
seorang pemimpin tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri, jangan coba-coba
‘mengendalikan’ orang lain, kecuali seorang diktator atau munafik. Salah satu
buah Roh adalah pengendalian diri, penundukan kepada pimpinan Roh Kudus.
Hanya
mereka yang mampu mendisiplinkan hidupnya dapat mencapai golnya. Kehidupan yang
tidak disiplin seperti batu berlian yang belum diolah. Batu itu tertutup oleh
batu-batu lain, yang harus digali untuk mendapatkannya. Demikianlah,
kedisiplinan akan menolong seorang pemimpin menggali kemampuan, peluang dan
kekuatan. Membantu menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Kita
harus konsisten dan disiplin belajar Firman Tuhan, doa dan meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan buruk.
Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya. Jikalau kita
hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (Gal. 5: 24-25)
4 | DAPAT
DIPERCAYA (Dependability & Realiability)
Pemimpin
Kristen haruslah seseorang yang dapat dipercaya, dapat diandalkan. Kualitas ini
sangat penting bagi pemimpin, tanpa kualitas ini kepemimpinannya tidak berguna
bagi siapapun.
Mazmur
Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam
di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang
berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan
kebenaran dengan segenap hatinya, yang
tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap
temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir,
tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah,
walaupun rugi; yang tidak meminjamkan
uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak
bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya. (Mazmur 15 : 1 – 5
)
5 | JELI
PERKARA-PERKARA KECIL (Feel For Details)
Seorang
pemimpin juga harus memperhatikan masalah-masalah kecil yang menentukan hasil
akhir. Mereka mampu melihat, ketika orang lain tidak memperhatikan. Itulah yang
membedakan pemimpin yang serius dan sungguh-sungguh.
Memperhatikan
sampai hal-hal yang kecil membedakan pemimpin yang terbaik dari pemimpin yang
baik. Allah kita adalah Allah yang excellence, Dia menuntut hal yang terbaik
dari anak – anak-Nya. Allah ingin kepemimpinan kita tidak cacat, dengan
perkataan lain menguasai sampai hal-hal yang kecil.
6 | SUKA
BELAJAR (Studiousness)
Pemimpin
yang baik berupaya untuk mendapatkan pengetahuan dan hikmat (wisdom). Mereka
mencatat, membaca dan mengerti. Mereka gemar pikiran-pikiran baru,
terobosan-terobosan. Pengetahuan saja tanpa hikmat (wisdom) dari Allah akan
mengecewakan. Setiap pemimpin harus mengejar hikmat Allah dan bagaimana
menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuannya untuk kemuliaan Allah.
Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Maz. 119 : 105)
“To Learn
is not have, it is to be” Belajar bukanlah proses memiliki sesuatu,
melainkan proses untuk menjadi sesuatu.
“A need
to know, is rahter like a thirst or hunger grawing them” Rasa butuh
pengetahuan adalah bagaikan mengunyah di saat lapar.
7 | SUKA
BEKERJA (Industriousness)
Demikian
juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu
pada hakekatnya adalah mati. (Yak. 2: 17)
Tetapi
kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh
lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai
suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri
dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga
kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak
bergantung pada mereka. (1 Tes. 4 :10b – 12)
Tangan
orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. (Amsal 12 : 24)
Pemimpin
yang baik berani bekerja keras. Mereka memakai setiap peluang untuk melayani
orang lain atau semakin memantapkan pelayanannya.
Ada tiga tipe orang/pemimpin : “Menyia-nyiakan
peluang, menunggu peluang, menciptakan peluang” Rektor Colombia University
mengatakan “There are three kinds of people/leaders in the world:” 1) Those who
don’t know what’s happening; 2) Those who watched what’s happening; 3) Those
who makes things happen.
“Kita
tidak membutuhkan kekuatan lebih besar atau kemampuan lebih besar atau peluang
lebih besar. Yang perlu kita gunakan adalah apa yang kita punyai.” (Brasil Walsh)
“The
golden oppourtunity you are seeking is yourself. It is not your environment; it
is not in luck or chance, or the help of others; it is in yourself alone “ (Orison Swett
Marden)
8 | KETEKUNAN
Ketekunan
muncul setelah melewati kesabaran dan kedisiplinan. Banyak orang gagal karena
mereka kurang tekun. Mereka mengingini cepat dan mudah, kemudian menggunakan
jalan pintas.
Akan
hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di
antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Filipi 1:6)
Banyak
orang/pemimpin tidak berhasil mencapai golnya bukan karena kurang mampu, atau
kurang sarana, tetapi kurang tekun. Mereka takut mengambil resiko, mereka
lemah, mereka mudah menyerah, mereka tidak dapat ‘diregangkan.’
Dr. Robert Shuller, mengatakan: “Tough Times Never Last.. But Tough People
Do.”
“Salah
satu perbedaan antara ketekunan dan keras kepala adalah bahwa yang satu berasal
dari kemauan yang keras, sedangkan yang lainnya berasal dari ketidakmampuan
yang keras” (Henry Ward Beecher).
9 | DAPAT
DIPERCAYA ORANG LAIN (Faith In People)
Seorang pemimpin
harus bisa mempercayai bawahannya dan kemampuan mereka, jikalau seorang
pemimpin tidak bisa mempercayai bawahannya, tidak ada gunanya mempertahankan
mereka sebagai staf sebab akan selalu terjadi perselisihan dan salah
pengertian. Sulit untuk mendelegasikan pekerjaan dan tanggungjawab kepada orang
yang tidak dipercaya.
Dengan memberikan
kepercayaan kepada staf, membangun keyakinan dan semangat bekerja mereka,
bahkan kemampuan mereka. Biasanya pemimpin tidak percaya bawahannya disebabkan
karena merasa dirinya ‘tidak aman’ dan takut dan atau karena kesalapahaman.
Seorang pemimpin yang
baik menyediakan waktu untuk mendoakan stafnya. Pemimpin harus belajar
berkomunikasikan dengan kasih kepada bawahannya. Bila memungkinkan, pemimpin
harus dapat membagi ketakutannya atau harapannya kepada mereka.
“The best leaders not
only have faith in God and other people, but must beleave in themselves”
pemimpin terbaik bukan saja percaya kepada Allah dan orang lain, tetapi juga
percaya kepada diri sendiri. Peter Dructer dalam buku-bukunya banyak menekankan
bahwa dalam pengamatannya, pemimpin yang luar biasa sangat istimewa dalam
pengendalian temperamen mereka.
“Dipercaya
adalah lebih baik daripada dikasihi” (George MacDonald)
“Hendaklah
kita hanya menggunakan otak yang kita miliki, melainkan juga ‘otak yang bisa
kita pinjam’” (Presiden Woodrow Wilson)
10 | KESETIAAN
(Loyalty)
‘Kesetiaan’
ditujukan kepada suatu tujuan atau kepada seseorang. Seperti tali yang telah mengikat
seseorang dengan sesuatu atau dengan orang lain. Orang yang setia adalah
seseorang yang dapat dipercaya sampai titik terakhir dalam kematian. Allah
menghendaki kita setia dalam pekerjaan yang telah dipercayakan-Nya. Allah juga
menghendaki kita saling setia.
Pemimpin yang baik
adalah seseorang yang setia kepada keluarganya, pelayanannya, teman-temannya,
bahkan pada dirinya sendiri. Dia bersedia berdiri di belakang umatnya dan
mendukung mereka dalam setiap hal, bukan saja ketika situasi dan kondisi baik
tetapi juga di saat yang tidak diharapkan. Berhati-hatilah kepada siapa Anda
setia, sebab ada orang yang memanfaatkan kesetiaan Anda.
Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh. 15 : 13)
11 | TIDAK EMOSIONAL (Emotional Stability)
Ini
adalah hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Jikalau emosi seseorang
pemimpin tidak stabil, ia tidak akan mampu memimpin atau berfungsi di bawah
tekanan. Emosi menentukan keputusan yang akan dibuat. Ketika emosi stabil,
pemimpin dapat berpikir tenang sebelum memberikan keputusan dan tidak
terpengaruh oleh tekanan-tekanan.
12 | DEDIKASI
(Dedication)
Dedikasi
berbicara tentang komitmen yang total kepada sasaran atau kepada pola hidup.
Komitmen atau pengabdian kepada suatu tujuan. Dedikasi adalah jalan menuju
excellence. Tanpa dedikasi pemimpin akan gagal.
Allah
menghendaki komitmen atau dedikasi kita kepada pekerjaan-Nya dan kemuliaan-Nya.
Sebagai orang Kristen kita harus mendedikasikan hidup kepada hal-hal yang
mulia. Ada banyak hal di sekitar kita yang menuntut dedikasi kita yang tidak
berharga, antara lain kebiasaan-kebiasaan, atau seseorang yang menjadi berhala
dalam hidup kita. Berhala adalah segala sesuatu yang mengantikan tempat Allah
dalam hidup kita. Kita belajar mengevaluasi segala sesuatu dalam kaitan
hubungan kita dengan Tuhan.
Pemimpin
yang baik harus mempunyai dedikasi kepada Tuhan, keluarga, pekerjaannya atau
pelayanannya.
Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh.
1:18)
Tetapi
haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan
perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti
sekarang ini. (Ul. 8:18)
Serahkanlah
perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. (Ams. 16:3)
13 | MOTIVASI
(Motivation)
Motivasi
yang salah dapat menyelinap dalam pelayanan pemimpin. Paulus menulis kepada
jemaat di Tesalonika, “Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan
jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi
beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada
kamu.” (1Tes. 2:9). Paulus berhak menerima bantuan keuangan dari jemaat, tetapi
ia tidak ingin dituduh memiliki motivasi yang tidak murni. “Dunia melihat apa
yang kita lakukan, Allah melihat mengapa kita melakukannya”.
Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidupnya ini, baik ataupun jahat.(2Kor. 5:10)
Sebaliknya,
karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami,
karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk
menyukakan Allah yang menguji hati kita. (1 Tes. 2:4)
Hidup
dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Ams. 18:21)
Beginilah
firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN,
Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun
engkau di jalan yang harus kautempuh. (Yes. 48:17)
14 | AMBISI
(Ambition)
Ambisi
adalah kendali untuk mencapai sesuatu. Setiap pemimpin harus memiliki ambisi
untuk menyelesaikan tugasnya. Ambisi akan memberikan inspirasi atau motivasi
kepada pemimpin untuk mencapai sasaran. Pemimpin yang tidak mempunyai ambisi
adalah ‘pemimpin yang mati’. Hasilnya atau pencapaiannya itu-itu saja. Pemimpin
yang baik tahu bagaimana mengendalikan ambisinya. Dia tidak membiarkan
ambisinya tidak terkendali. Dikendalikan oleh Roh Kudus, setiap langkah
disertai doa dengan kesabaran. Dia tahu jikalau ambisinya dilepaskan, dia akan
kehilangan keluarga, teman-teman atau bisa saja imannya. Ambisi yang berpusat
kepada dirinya sendiri akan merusak. Pemimpin yang excellence bukanlah budak
ambisi, namun tuan ambisi. Semua ambisinya datang dari visi Kerajaan-Nya.
“Jikalau
kita mau cari sesuatu kita cari jalan, jakalau kita tidak mau cari sesuatu kita
cari alasan” (NN)
15 | ENERGI (Energy)
Energi
datang dalam berbagai bentuk, semuanya penting jikalau digunakan dengan bijak.
Bagi pemimpin Kristiani, kekuatan dalam (inner strength) yang datang dari Roh
Kudus adalah penting. Seseorang mungkin mempunyai sumber yang lain untuk
mendapatkan energi, namun semuanya sia-sia jikalau bukan berasal dari Allah.
ketahuilah bahwa Doa, Firman Allah dan Fellowship sesama menolong memberikan
energi spirit.
“Janganlah
berdoa demi kehidupan yang mudah; berdoalah agar lebih kuat! Janganlah
berdoademi tugas-tugas yang setara dengan kekuatanmu; berdoalah demi kekuatan
tang setara dengan tugas-tugasmu! Maka mengerjakan pekerjaanmu bukanlah
muzijat; melainkan engkaulah muzijat itu. Setiap harinya engkau akan takjub
kepada diri sendiri, kepada kekayaan kehidupan yang telah datang kepadamu
berkat kasih karunia Allah” (Phillip Brooks)
“Kerja
sama menuntut upaya semua orang mengalir ke arah yang sama. Perasaan berarti
terjadi ketika energi sebuah tim hidup dengan sendirinya” (Pat Riley)
“Orang-orang
yang bangga akan dirinya mendatangkan hasil-hasil yang baik” (John C.
Maxwell)
16 | TANGGUNGJAWAB
(Responsibility)
Tanggung
jawab artinya tidak berbalik dari komitmennya. Integritas menuntut tanggung
jawab penuh atas langkahnya dan menanggung konsekuensi atas kesalahannya.
Dibutuhkan
pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab dalam Tubuh Kristus, terutama dalam
bidang keuangan, moral dan hal-hal yang berkenan dengan hukum. Tanggung jawab
adalah tanda kedewasaan. Jikalau seorang pemimpin tidak bertanggung jawab dalam
hal kecil, dia belum dewasa untuk menanggung beban yang lebih besar.
Tidaklah
bijaksana memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada seorang pemimpin
terutama dalam hal-hal yang penting, sampai mereka membuktikan dirinya sendiri
mampu menanganinya.
Demikianlah
setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya
sendiri kepada Allah. (Roma 14:12)
17 | BERORIENTASI
KEPADA SASARAN (Goal Directed)
Pemimpin
yang baik mempunyai sasaran. Mereka tahu ke mana mereka sedang berjalan dan apa
yang akan dikerjakannya. Mereka tidak hidup tanpa tujuan atau hidup
untung-untungan. Mereka menggunakan hikmat dari Allah untuk merencanakan hari
esok. Sasaran membantu mereka apa dan bagaimana harus berdoa. Mereka sadar di
mana mereka berhasil atau gagal.
Ada
orang-orang Kristen yang tidak percaya ‘goal setting’, mereka beranggapan bahwa
hal itu akan membatasi pekerjaan Tuhan, mereka tidak berani membuat anggaran
belanja. Malah mereka membelanjakan uangnya lebih dari seharusnya atau tidak
menggunakan apa yang ada, sebab mereka tidak tahu bahwa mereka mempunyainya.
TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; (Mazmur 37:23)
Aku
hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak
memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. (Mazmur 32:8)
“A Winner
is someone who sets his goals, commits himself to those goals, and then pursues
his goals with all the abillity given him.” (NN)
“Orang
yang mempunyai sasaran itu sukses karena mereka tahu kemana mereka menuju” (Earl
Nightingale)
18 | KELENTURAN
(Flexibility)
Walaupun
sudah berdoa dan sudah menetapkan sasaran (goal setting), pemimpin yang baik
mampu menerima pimpinan Roh Kudus. Ketika hal-hal yang buruk dan yang tidak
diharapkan terjadi, mereka tidak pernah putus asa, mereka mengevaluasi dan
memperbaikinya,
“Tidak banyak hal yang lebih berbahaya daripada
seseorang pemimpin yang kehidupannya tidak dievaluasi” (John C. Maxwell)
19 | BIJAKSANA
DAN SOPAN SANTUN (Thoughtfulness and Courtesy)
Seseorang
pemimpin haruslah penuh pengertian, pikiran, pertimbangan dan bijaksana,
khususnya terhadap istri. Dia haruslah simpatik dan masuk dalam dunia mereka.
Pemimpin yang tidak punya pengertian terhadap bawahannya bukanlah pemimpin yang
baik. Jikalau kita mempelajari pelayanan Yesus, kita akan temukan bahwa Yesus
mengasihi, ikut merasakan (empati), penuh pengertian, pikiran, pertimbangan,
dan memberikan waktu kepada mereka yang ada di sekitarnya.
Seorang
pemimpin harus belajar respek kepada siapapun dan penuh pengertian. Dia harus
memahami apa yang sedang terjadi paling tidak kepada staf atau bawahannya yang
terdekat. Berdoa untuk kebutuhan mereka. Seorang pemimpin jangan pernah terlalu
sibuk mengunjungi rumah sakit atau pemakaman ketika keluarga bawahannya perlu
diperhatikan.
20 | KEBERANIAN
(Courageousness)
Keberanian
adalah kekuatan mental atau moral yang membuat pemimpin mampu berdiri, bertahan
dan menang menghadapi bahaya atau keadaan yang sukar. Berani berarti juga teguh
dalam pikiran (mind).
Tetapi
kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi
usahamu!" (2Taw.15:7)
Sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2Tim. 1:7)
Apabila
engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui
sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui
api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yes. 43:2)
Sebab
aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun
yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8 : 38-39)
Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)
“Anda
takkan melakukan apapun yang layak didunia ini tanpa keberanian” (James
Allen)
“Dasar
keberanian adalah inisiatif individual, kalau kita tidak dapat bertindak
sendiri, kita tidak mungkin dapat bertindak bersama-sama” (John C. Maxwell)
“Bertekadlah
: untuk tidak pernah melakukan apapun yang akan takut saya perbuat seandainya
usia saya tinggal satu jam lagi.” (Jonathan Edwards)
“Didunia
ini, bukan apa yang kita ambil, melainkan apa yang kita relakan, yang membuat
kita kaya” (Henry Ward Beecher)
“Bukan
karena segalanya sulit sehingga kita tidak berani; justru karena kita tidak
beranilah maka segalanya menjadi sulit.” (Sebeca)
21 | MUDAH
DITEMUI (Availability)
Seorang
pemimpin mudah ditemui ketika dibutuhkan. Kadang kala ada pemimpin yang sulit
ditemui, karena terlalu ‘sibuk’. Seorang pemimpin harus mendelegasikan tanggung
jawab sampai dirinya berkenan kepada Tuhan dan kepada jemaatnya. Kadang kala
seseorang terlalu sibuk untuk dipakai Allah atau untuk jemaat yang harus
dilayaninya.
Beberapa
pemimpin merasa bahwa harga diri mereka dari padatnya agenda. Mereka bekerja
luar biasa. Pemimpin yang lain tidak dapat mengatur waktu. Mereka memboroskan
banyak waktunya untuk aktifitas yang tidak perlu supaya kelihatannya sibuk ,
tetapi pada dasarnya membuang-buang waktu.
Pemimpin
yang baik harus dapat mengatur waktu dengan baik. Jangan menghabiskan waktu
dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dengan masalah-masalah yang tidak perlu.
Menyediakan waktu untuk Tuhan, keluarga, teman-temannya, pelayanannya, dan
bekerja dengan prioritas.
22 | KETERATURAN
(Orderliness)
Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan
dan teratur. (1 Kor. 14:40). Pemimpin yang baik menyadari pentingnya
pengorganisasian dengan baik untuk menghasilkan hasil yang baik. Dengan
pengorganisasian dan perencanaan yang baik pada hakekatnya sudah menyelesaikan
masalah-masalah sebelum masalah-masalah itu timbul.
Mengorganisir
pekerjaan, artinya menjadikan pekerjaan ‘teratur’, tertib dan ‘teliti.’
Pekerjaan pemimpin Kristen seapat mungkin demikian. Memang tidak mudah bagi beberapa
orang, namun hal ini penting untuk manjadi kesaksian. Seorang pemimpin
disaksikan lingkungannya, seharusnya seluruh hidupnya memuliakan Tuhan. Ada
orang yang terlalu berkelebihan dalam kebersihan dan penampilan, hal ini dapat
menjadi kendala bagi bebarapa orang.
Seorang pemimpin
haruslah bebas dari keadaan tidak teratur, ditandai dengan penuh kesederhanaan,
keteraturan dan ketelitian.
Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun
anggur orang yang tidak berakal budi.
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan
temboknya sudah roboh. Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya
dan menarik suatu pelajaran. "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar
lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," maka
datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang
yang bersenjata. (Amsal 24:30-34)
23 | EMPATI
(Empathy)
Pemimpin
Kristen harus dapat merasakan apa yang dirasakan apa yang dirasakan orang lain.
Dia haruslah dapat merasakan perasaan rekan-rekan sekerjanya. Pelayanan Yesus
ditandai dengan empati. Ke mana saja Tuhan pergi, Dia digerakkan oleh belas
kasihan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Tuhan 100% manusia
yang dapat ikut berduka, penuh pengertian dan perasaan. Dia bahkan rela
menderita bagi umat-Nya.
“Pemimpin
menyediakan bagi orang-orangnya, apa yang tak dapat mereka sediakan sendiri”
(John C. Maxwell)
“Seorang
pemimpin bukanlah pengurus yang suka memerintah sesamanya, melainkan seseorang
yang membawakan air bagi orang-orangnya agar mereka dapat meneruskan pekerjaan
mereka” (Robert Townsend)
(Pdt.
Ir. Tobi Linando, MA., D.Min. | Majalah Pertemuan Raya 2008 | GUPDI | )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar