Ada pepatah yang berbunyi, “Di atas langit masih ada langit.” Pepatah ini singkat namun sungguh mendalam maknannya. Pepatah ini mengajarkan kepada kita untuk selalu mawas diri dengan tidak menyombongkan diri atas apa yang kita miliki dan kita capai dalam hidup ini. Sebab, ketika kita merasa bahwa kita sudah “di atas”, maka perlu kita sadari bahwa masih ada orang lain yang berada “di atas” kita. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling kaya, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih kaya dari kita. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling pintar, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih pintar dari kita. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling tampan atau cantik, maka sesungguhnya masih ada orang yang lebih tampan atau cantik dari kita. Dan bukan hanya itu saja. Tuhan selalu berada di atas kita. Di mata Tuhan, apa yang kita miliki dan yang telah kita capai dalam hidup ini, bukanlah hal penting sekali. Ingatlah, di atas langit masih ada langit!
Banyak orang berpendapat bahwa dosa yang paling dibenci oleh Tuhan
adalah dosa kesombongan. Apakah itu benar atau tidak, faktanya Tuhan bertindak
sangat tegas pada kesombongan manusia. Perhatikanlah fakta-fakta Alkitab
berikut ini: Tuhan membuang lucifer/iblis
dari Sorga, ketika dengan sombong ia ingin menyamai Tuhan; Tuhan menghentikan
pembangunan menara Babel, ketika dengan sombong manusia di bumi hendak
mendirikannya hingga ke langit; Tuhan menewaskan 70 ribu orang Israel ketika
dengan sombong Daud menghitung laskar Israel; Tuhan merendahkan Raja
Nebukadnezar dengan makan rerumputan seperti hewan, ketika dengan sombong ia
membanggakan Kerajaan Babel; Tuhan menampar Raja Heodes hingga tewas ketika
dengan sombong ia menerima pujian rakyatnya yang menganggapnya sebagai Tuhan.
Dari fakta-fakta di atas maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa
kesombongan adalah dosa yang paling dibenci Tuhan. Mengapa Tuhan begitu membenci kesombongan
manusia? Sebab kesombongan itu langsung berurusan dengan pribadi Tuhan sendiri,
yang tidak ingin diduakan oleh apa pun dan oleh siapa pun. Ia tidak ingin
ditandingi oleh yang lain. Ia ingin menjadi “satu-satunya”, yang mengatasi
segala ciptaan-Nya. Itulah sebabnya hukum pertama dari “10 Hukum” yang
diberikan-Nya kepada umat-Nya, Israel, adalah agar mereka tidak menduakan-Nya
(Kel. 20:3 Jangan ada padamu allah lain
di hadapan-Ku.).
Karena itu, apa pun yang kita miliki dan yang telah kita capai dalam
hidup ini, hendaklah itu tidak membuat kita menjadi sombong. Sebab jika kita
mulai meninggikan diri, maka Tuhan sendiri yang akan merendahkan kita (Mat.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri,
ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.).
Ingatlah bahwa bukan hanya kita yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk
berhasil. Bahkan ada orang yang lebih berhasil daripada kita. Untuk itu,
jadilah orang yang rendah hati kerena Tuhan mengasihi orang-orang yang rendah
hati.
Sumber : Manna
Sorgawi|No. 175 tahun XV|Oktober 2012|Selasa, 16 Oktober 2012|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar