I. Pengakuan Iman
Pengakuan Iman Gereja Prancis (1559)
Dalam
tahun 1550-an Reformasi Calvinis di Perancis mulai mantap. Para penganut
Calvinisme membentuk jemaat-jemaat dan mulai mengembangkan bentuk tata gereja
dan tata kebaktian sendiri. Kegiatan itu berlangsung di bawah pimpinan Calvin,
yang dari kota Jenewa, dekat dengan perbatasan Perancis, memelihara hubungan
erat dengan para penganut Reformasi di negeri asalnya. Pada tahun 1559 para
utusan jemaat-jemaat Calvinis berkumpul di Paris. Sinode mereka yang pertama
itu menerima pengakuan iman dan tata gereja tersendiri. Karena permusuhan para
pemimpin Gereja Katolik bersama pemerintah Perancis, yang berupaya membasmi
gerakan Protestan, semuanya harus berlangsung dengan serba rahasia. Akibatnya,
tidak banyak diketahui mengenai asal usul pengakuan dan tata gereja tersebut.
Sebab keduanya mencerminkan teologi Calvin, orang menduga Calvinlah yang
merancangkannya. Mungkin juga seorang pendeta muda bernama Antonie de la Roche
Chandieu yang menjadi pengarang pengakuan iman yang diterima di Sinode Paris
tersebut. Dalam kepustakaan, pengakuan gereja Perancis sering diberi nama
singkat, yaitu "Gallicana" (dari Latin Gallia = Perancis).
PENGAKUAN IMAN YANG DISEPAKATI ANTARA ORANG-ORANG PERANCIS YANG INGIN HIDUP
MENURUT INJIL MURNI TUHAN KITA YESUS KRISTUS
Pasal I
Allah yang Esa
Allah yang Esa
1. Kita percaya dan mengaku bahwa ada
satu Allah yang esa; satu Zat yang esa dan sederhana,[a] yang rohani,[b]
kekal,[c] tidak kelihatan,[d] tidak berubah-ubah,[e] tidak terhingga,[f] tidak
terpahami,[g] tidak terkatakan, yang dapat melakukan segala sesuatu, yang
berhikmat sempurna,[h] mahabaik,[i] mahaadil,[j] dan mahamurah.[k]
a. Ula 4:35, 39; 1Ko 8:4, 6. b. Kej 1:3; Yoh 4:24; 2Ko 3:17. c. Kel
3:15-16, 18. d. Rom 1:20; 1Ti 1:17. e. Mal 3:6. f. Rom 11:33; Kis 7:48. g. Yer
10:7,10; Luk 1:37. h. Rom 16:27. i. Mat 19:17. j. Yer 12:1. k. Kel 34:6-7.
2. Allah itu menyatakan diri demikian
kepada manusia dengan cara ini. Pertama, melalui karya-karya-Nya,[a] yaitu baik
oleh penciptaannya maupun oleh pemeliharaan dan pengendaliannya. Kedua, dengan
lebih jelas, melalui Firman-Nya,[b] yang mula-mula diwahyukan dengan cara
penyataan langsung,[1c] dan sesudahnya disusun secara tulisan[d] dalam
kitab-kitab yang kita sebut Kitab Suci.[e]
a. Rom 1:20. b. Ibr 1:4. c. Kej 15:1. d. Kel 24:3-4. e. Rom 1:2.
Pasal III
Kitab-kitab Kanonik
Kitab-kitab Kanonik
3. Seluruh Kitab Suci itu tercantum
dalam buku-buku kanonik Perjanjian lama dan Perjanjian Baru. Inilah daftarnya:
Kelima kitab Musa, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Begitu
pula Yosua, Kitab Hakim-Hakim, Kitab Rut, Kitab Samuel yang pertama dan yang
kedua, Kitab Raja-Raja yang pertama dan yang kedua, Kitab Tawarikh yang pertama
dan yang kedua, yang disebut juga Paralipomenon,[2] Kitab Ezra yang pertama,[3]
begitu pula Kitab Nehemia, Kitab Ester, Ayub, Mazmur Daud, Amsal atau kata-kata
mutiara Salomo, Kitab Ekklesiastes yang disebut Pengkhotbah, Kidung Agung
Salomo. Begitu pula Kitab-kitab Yesaya, Yeremia, Ratapan Yeremia, Yeheskiel,
Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai,
Zakharia, Maleakhi. Begitu pula surat-surat Rasul Paulus, yaitu satu kepada
jemaat di Roma, dua kepada jemaat di Korintus, satu kepada jemaat di Galatia,
satu kepada jemaat di Efesus, satu kepada jemaat di Filipi, satu kepada jemaat
Kolose, dua kepada jemaat di Tesalonika, dua kepada Timotius, satu kepada
Titus, satu kepada Filemon. Begitu pula Surat kepada orang Ibrani, Surat
Yakobus, Surat Petrus yang pertama dan yang kedua, Surat Yohanes yang pertama,
yang kedua, dan yang ketiga, Surat Yudas. Begitu pula Kitab Apokalips atau
Wahyu kepada Yohanes.
Pasal IV
Dasar Kewibawaan Kitab Suci
Dasar Kewibawaan Kitab Suci
4. Kita mengetahui bahwa kitab-kitab
itu bersifat kanonik dan merupakan patokan yang amat pasti bagi iman kita;[a]
tidak hanya karena kesepakatan dan persetujuan gereja, tetapi terutama karena
Roh Kudus dan keyakinan batin yang berasal dari-Nya, yang menyebabkan kita
membedakannya dari kitab-kitab lain yang terdapat dalam Gereja. Kitab-kitab ini
(meski bermanfaat) tidak dapat dijadikan dasar satu pasal iman sekalipun.
a. Maz 19:8 dan Maz 19:9.
Pasal V
Kesempurnaan Kitab Suci sebagai Satu-satunya Patokan bagi Iman Kita
Kesempurnaan Kitab Suci sebagai Satu-satunya Patokan bagi Iman Kita
5. Kita percaya, bahwa Firman Allah
yang tercantum dalam kitab-kitab itu berasal dari Allah.[a] Wibawanya
diperolehnya hanya dari Dia,[b] bukan dari manusia. Dan karena Firman itu
merupakan patokan seluruh kebenaran dan berisi segala sesuatu yang perlu untuk
berbakti kepada Allah dan demi keselamatan kita,[c] maka manusia, bahkan
malaikat pun, tidak diperbolehkan menambahi, mengurangi, dan mengubahnya.[d]
Maka dari itu, ketuaan, atau kebiasaan, atau jumlah besar orang, atau hikmat
manusia, atau penilaian para ahli, atau keputusan-keputusan, atau edik-edik,
atau dekrit-dekrit, atau konsili-konsili, atau penglihatan-penglihatan, atau
mukjizat-mukjizat, tidak boleh dipertentangkan dengan Kitab Suci.[e] Bahkan
sebaliknya, semua hal harus diselidiki, diatur, dan dibarui seturut Kitab Suci
itu.[f] Oleh sebab itu, kita menerima ketiga pengakuan iman, yaitu Pengakuan
Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea, dan Pengakuan Iman Athanasius, Karena
ketiganya sesuai dengan Firman Allah.
a. 2Ti 3:15-16; 2Pe 1:21. b. Yoh 3:31,34; 1Ti 1:15. c. Yoh 15:11; Kis
20:27. d. Ula 4:1, 12:32; Gal 1:8; Wah 22:18-19. e. Mat 15:9; Kis 5:28-29. f.
1Ko 11:1-2,23.
Pasal VI
Trinitas
Trinitas
6. Kitab Suci itu mengajar kepada kita
bahwa Zat ilahi yang esa dan sederhana[a] yang telah menjadi pokok pengakuan iman
kita, ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.[b] bapa adalah sebab
pertama, awal, dan asal segala hal. Anak adalah Firman-Nya dan Hikmat-Nya yang
kekal. Roh Kudus adalah kekuatan-Nya, kuasa-Nya, dan keampuhan-Nya.Anak
diperanakkan oleh Bapa secara kekal. Roh Kudus keluar dari Keduanya secara
kekal. Ketiga Pribadi itu bukan tercampur, melainkan berbeda, namun bukan
terbagi, melainkan se-Zat, sama-sama kekal, sama-sama berkuasa, dan sederajat.
Dalam hal ini kita menerima ketetapan-ketetapan Konsili-konsili lama, dan kita
menjijikkan semua bidat dan ajaran sesat yang telah ditolak oleh Guru-guru
suci, seperti Hilarius,[1] Athanasius,[2] Ambrosius,[3] dan Cyrillus.[4].
a. Ula 4:12. b. Mat 28:19; 2Ko 13:14; 1Yo 5:7; Yoh 1:1,17,32.
Pasal VII
Penciptaan Malaikat dan Iblis
Penciptaan Malaikat dan Iblis
7. Kita percaya, bahwa Allah, dalam
tiga Pribadi yang bekerja sama, telah menciptakan segala sesuatu melalui
kekuatan-Nya, hikmat-Nya, dan kebaikan-Nya yang tidak terpahami, baik langit
dan bumi serta segala isinya maupun roh-roh yang tidak kelihatan.[1a] Di antara
roh-roh ini, sebagian telah tersandung dan jatuh ke dalam kebinasaan,[b]
sebagian lagi bertahan sehingga tetap taat.[c] Kita percaya bahwa yang pertama
itu rusak, bergelimang kejahatan, sehingga mereka menjadi musuh segala kebaikan
dan karena itu juga musuh seluruh Gereja.[d] Bagian kedua, yang dilindungi oleh
anugerah Allah, menjadi hamba-hamba yang bertugas memuliakan nama Allah dan
melayani orang pilihan demi keselamatan mereka.[e]
a. Kej 1:1; Yoh 1:3; Jud 1:6; Ibr 1:2. b. 2Pe 2:4. c. Maz 103:20-21. d. Yoh
8:44. e. Ibr 1:7,14.
Pasal VIII
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah
8. Kita percaya, bahwa Dia tidak hanya
telah menciptakan segala sesuatu, tetapi juga memerintah dan
mengendalikannya,[a] sambil mengatur dan menetapkan sekehendak-Nya segala
sesuatu yang terjadi dalam dunia ini.[b] Bukan seakan-akan Dia menjadikan apa
yang jahat atau dapat dianggap bersalah atasnya,[c] sebab kehendak-Nya
merupakan patokan berdaulat dan tidak mungkin bersalah untuk segala kebenaran
dan keadilan.[d] Akan tetapi, Dia memiliki sarana-sarana yang mengagumkan untuk
memperalatkan iblis dan orang jahat sedemikian rupa, hingga Dia tahu mengubah
kejahatan yang mereka lakukan, dan yang menjadi kesalahan mereka, menjadi
kebaikan.[e] Demikianlah, bila kita mengaku bahwa tidak terjadi apa-apa di luar
pemeliharaan Allah, kita menyembah dengan rendah hati rahasia-rahasia yang
tersembunyi bagi kita, tanpa mengusiknya dengan melewati batas ukuran kita.
Sebaliknya, kita menerapkan pada keadaan kita sendiri apa yang ditunjukkan
kepada kita dalam Kitab Suci, supaya kita tenteram dan terlindung dari
bahaya.[f] Sebab, segala sesuatu tunduk kepada Allah, dan Dia menjaga kita, dan
mengasuh kita laksana seorang bapak, begitu rupa, sehingga tak sehelai rambut
kepala kita pun akan jatuh di luar kehendak-Nya.[g] Sementara itu, Dia
mengekang setan-setan beserta semua musuh kita, sehingga mereka sama sekali
tidak dapat merugikan kita di luar izin-Nya.[h]
a. Maz 104. b. Ams 16:4; Mat 10:29; Rom 9:11; Kis 17:24,26,28. c. 1Yo 2:16;
Hos 13:9; 1Yo 3:8. d. Maz 5:5; Maz 119; Ayu 1:22. e. Kis 2:23-24,27. f. Rom
9:19-20; 11:33. g. Mat 10:30; Luk 21:18. h. Ayu 1:12; Kej 3:15.
Pasal IX
Manusia, Dosa, dan Kehendak Bebas
Manusia, Dosa, dan Kehendak Bebas
9. Kita percaya bahwa manusia, yang
pernah diciptakan murni dan utuh serta serupa dengan gambar Allah, telah jatuh
disebabkan kesalahannya sendiri, sehingga ia kehilangan karunia yang telah
diperolehnya.[a] Dengan demikian manusia terasing dari Allah, sumber kebenaran
dan segala kebaikan, begitu rupa, sehingga kodratnya sama sekali rusak. Dan
karena rohnya menjadi buta dan hatinya bejat, manusia sama sekali kehilangan
keutuhannya, sehingga tidak tersisa apa pun.[b] Dan kendati ia masih mampu
sedikit banyak membedakan yang baik dari yang jahat,[c] kita mengatakan bahwa
terang yang masih ada padanya berubah menjadi kegelapan kalau halnya mengenai
mencari Allah, begitu rupa sehingga ia sama sekali tidak mampu mendekati-Nya
melalui kecerdikan dan nalarnya.[d] Kendati ia memiliki kemauan yang
mendorongnya untuk berbuat yang ini, atau yang itu, namun kemauan itu sama
sekali dikuasai oleh dosa, sehingga ia tidak memiliki kebebasan untuk berbuat
baik kecuali yang dianugerahkan kepadanya oleh Allah.[e]
a. Kej 1:26; Pengk 7:10; Efe 2:2-3. b. Kej 6:5, 8:21. c. Rom 1:21; 2:18-20.
d. 1Ko 2:14. e. Yoh 1:4-5,7; 8:36; Rom 8:6-7.
Pasal X
Dosa Turunan
Dosa Turunan
10. Kita percaya, bahwa seluruh
keturunan Adam terjangkit oleh penyakit menular, yaitu dosa asli dan cacat
turunan, bukan hanya peniruan, sebagaimana hendak dinyatakan kaum pengikut
Pelagius. Kita menjijikkan mereka ini karena ajaran sesat mereka, dan kita
menganggap tidak perlu menyelidiki bagaimana cara dosa menjalar dari seorang
manusia kepada manusia lain, sebab sudah cukuplah bahwa apa yang Allah kenakan
kepadanya[1] dimaksud bukan hanya bagi dirinya saja, melainkan juga bagi
seluruh keturunannya. Maka dalam dirinya kita telah kehilangan segala kebaikan
dan tersandung sehingga kita bergelimang kemalangan dan kutuk.[a]
a. Kej 8:21; Rom 5:12; Ayu 14:4.
11. Kita percaya juga, bahwa cacat itu
benar-benar dosa, yang cukup untuk membuat seluruh umat manusia layak dihukum,
sampai-sampai anak-anak kecil sejak dalam kandungan ibunya, dan kita percaya
bahwa cacat itu memang dianggap dosa oleh Allah.[a] Bahkan, sesudah pembaptisan
pun hal itu tetap merupakan dosa, sejauh menyangkut kesalahannya, meski dalam
hal anak-anak Allah penghukumannya ditiadakan sebab Dia, karena kebaikan-Nya
yang cuma-cuma tidak memperhitungkannya kepada mereka.[b] Selain,itu, kita
percaya bahwa cacat itu merupakan kebobrokan yang terus-menerus menghasilkan
kejahatan dan kedurhakaan,[c] begitu rupa sehingga orang yang paling suci pun,
kendati mereka mencoba melawan, tetap dinodai oleh berbagai kelemahan dan
kesalahan selama mereka tinggal di dunia ini.[d]
a. Maz 51:7; Rom 3:9-13; 5:12. b. Rom 7. c. Rom 7:5. d. Rom 7:18-19; 2Ko
12:7
.
Pasal XI
Pemilihan Allah
Pemilihan Allah
12. Kita percaya, bahwa dari kerusakan
dan penghukuman umum yang telah menimpa semua orang itu, Allah menarik mereka
yang dalam putusan-Nya yang kekal dan tidak berubah-ubah telah dipilih-Nya,
hanya karena kebaikan-Nya dan belas kasihan-Nya, dalam Tuhan kita Yesus
Kristus, dengan tiada memperhatikan perbuatan-perbuatan mereka.[a] Tetapi yang
lain-lain ditinggalkan-Nya dalam kerusakan dan penghukuman itu, agar dalam diri
mereka ditunjukkan-Nya keadilan-Nya, sebagaimana dalam diri orang yang disebut
pertama Dia membuat bercahaya kekayaan belas kasihan-Nya.[b] Sebab mereka yang
disebut pertama itu sama sekali tidak lebih baik daripada yang lain, sampai
Allah membeda-bedakan mereka mereka menurut rencana-Nya yang tidak berubah-ubah
yang telah Dia tetapkan di dalam Yesus Kristus sebelum penciptaan dunia. Juga
tidak seorang pun dapat meraih harta itu dengan kekuatan sendiri, sebab menurut
kodrat kita sendiri tidak mungkin kita memiliki satu pun gerakan, perasaan,
atau pikiran yang baik, sampai Allah mendahului kita dan membuat kita rela.[c]
a. Rom 3:2, 9:23; 2Ti 1:9; 2:20; Tit 3:5; Efe 1:4. b. Kel 9:16; Rom 9:22.
c. Yer 10:23; Efe 1:4-5.
Pasal XII
Seluruh Keselamatan Kita Tercantum dalam Diri Kristus
Seluruh Keselamatan Kita Tercantum dalam Diri Kristus
13. Kita percaya, bahwa dalam diri
Yesus Kristus segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan kita telah
ditawarkan kepada kita dan dijadikan milik kita. Dia telah dianugerahkan kepada
kita untuk keselamatan, dan telah dijadikan bagi kita hikmat, kebenaran,
pengudusan, dan penebusan. Maka kalau orang berbalik dari Dia, orang menolak
belas kasihan Sang Bapa, yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat berlindung
bagi kita.[a]
a. 1Ko 1:30; Efe 1:6-7; Kol 1:13-14; Tit 2:14.
Pasal XIII
Kedua Tabiat Kristus
Kedua Tabiat Kristus
14. Kita percaya, bahwa Yesus Kristus,
yang adalah hikmat Allah dan Anak-Nya yang kekal, telah mengenakan daging kita,
untuk menjadi Allah dan manusia dalam satu Pribadi.[a] Dia menjadi manusia yang
serupa dengan kita, yang dapat menderita dalam tubuh dan jiwa. Hanya saja, Dia
suci, tanpa noda apa pun.[b] Dan menurut kemanusiaan-Nya Dia benar-benar
keturunan Abraham dan Daud,[c] meskipun Dia dikandung oleh kekuatan tersembunyi
Roh Kudus.[d] Dalam hal ini kita menjijikkan semua ajaran sesat yang pada zaman
dahulu telah mengganggu Gereja-gereja, dan terutama juga khayalan setani
Servet, yang beranggapan bahwa Tuhan Yesus memiliki tabiat keallahan dongengan,
sebab ia mengatakan bahwa Dia adalah gambaran dan pola segala hal, dan menyebut
Dia Anak Allah yang didalamnya Pribadi Allah terwujud, atau
dilambangkan,[1] dan akhirnya mereka-reka bagi-Nya tubuh yang terdiri dari tiga
unsur yang tidak diciptakan, sehingga ia membaurkan dan merusak kedua tabiat
itu.
a. Yoh 1:14; Fil 2:6. b. Ibr 2:17; 2Ko 5:21. c. Kis 13:23; Rom 1:3; 8:3;
9:5; Fil 2:7; Ibr 2:14-16; Ibr 5. d. Mat 1:18; Luk 1:35.
15. Kita percaya, bahwa kedua tabiat
itu digabungkan dan disatukan benar-benar dan secara tak terpisahkan dalam satu
Pribadi yang tunggal, yaitu Yesus Kristus. Namun, masing-masing tetap memiliki
sifatnya yang khas,' sehingga dalam gabungan itu tabiat keallahan tetap
memiliki sifatnya sendiri dan tetap bersifat tidak diciptakan, tidak terhingga,
dan memenuhi segala sesuatu; begitu pula tabiat kemanusiaan tetap bersifat berhingga
dan memiliki bentuk, ukuran, dan sifatnya sendiri.b Dan kendati Yesus Kristus,
ketika Dia bangkit, telah memberi tubuh-Nya ketidakfanaan, namun Dia tidak
meniadakan keaslian tabiat-Nya. Maka kita memandang Dia dalam keilahian-Nya
dengan cara yang tidak menanggalkan kemanusiaan-Nya.
a. Mat 1; Luk 1; Yoh 1:14; 1Ti 2:5; 3:16; Ibr 5:8. b. Luk 24:38-39; Rom
1:4; Fil 2:6-11.
Pasal XIV
Dalam Kristus, Allah Menyatakan Kasih-Nya dan Kemurahan-Nya
Dalam Kristus, Allah Menyatakan Kasih-Nya dan Kemurahan-Nya
16. Kita percaya, bahwa Allah, dengan
mengutus Anak-Nya, ingin memperlihatkan kasih dan kebaikan-Nya yang tidak
ternilai terhadap kita. Dia telah menyerahkan-Nya ke dalam kematian dan
membangkitkan-Nya untuk menggenapkan seluruh kebenaran dan untuk memperoleh
kehidupan surgawi bagi kita.a
a. Yoh 3:16; 15:8.
Pasal XV
Pelunasan oleh Korban Yesus Kristus
Pelunasan oleh Korban Yesus Kristus
17. Kita percaya, bahwa korban tunggal
yang telah dipersembahkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib' telah mendamaikan
kita dengan Allah, sehingga kita dianggap sebagai orang benar di hadapan-Nya.
Sebab, tidak mungkin kita berkenan kepada-Nya dan ikut mendapat bagian dalam
pengangkatan menjadi anak Nya, kecuali kalau Dia mengampuni kesalahan-kesalahan
kita, dan menguburkannya. b Kita menyatakan pula bahwa Yesus Kristus adalah
pembasuhan kita yang menyeluruh dan sempurna, bahwa dalam kematian-Nya kita
memiliki pelunasan menyeluruh sehingga kita dinyatakan tidak bersalah berhubung
dengan pelanggaran dan kejahatan kita, dan bahwa kita hanya dapat dibebaskan
dengan cara itu.c
a. 2Ko 5:19; Ibr 5:7-9. b. 1Pe 2:24-25. c. Ibr 9:14; Efe 5:26; 1Pe 1:18-19.
Pasal XVI
Pembenaran Kita Berdasarkan Pengampunan Dosa Semata-mata
Pembenaran Kita Berdasarkan Pengampunan Dosa Semata-mata
18. Kita percaya, bahwa seluruh kebenaran kita berdasarkan
pengampunan dosa-dosa kita, dan bahwa di dalamnya terletak juga satu-satunya
kebahagiaan kita, sebagaimana dikatakan oleh Daud.' Karena itu, kita menolak
kemungkinan adanya sarana lain apa pun yang dapat membenarkan kita di hadapan
Allah,' dan tanpa berangan-angan mengenai kebajikan atau jasa apa pun, kita
hanya berpegang pada ketaatan Yesus Kristus, yang telah dibagikan kepada kita,
baik untuk menutupi semua kesalahan kita maupun untuk memperoleh bagi kita
anagerah di hadapan Allah. Dan kita sungguh-sungguh percaya bahwa, kalau kita
menyimpang sedikit pun dari dasar ini, sama sekali tidak mungkin kita berteduh di
tempat lain, tetapi kita terus menerus digoyangkan kegelisahan, karena kita
tidak pernah akan berdamai dengan Allah sampai kita putus.niat un tuk dikasihi
dalam Yesus Kristus, sebab dalam diri kita sendiri kita layak dibenci.
a. Yoh 17:23; Rom 4:7-8; 8:1-3; 2Ko 5:19-20. b. 1Ti 2:5; 1Yo 2:1; Rom 5:19;
Kis 4:12.
Pasal XVII
Pengampunan Dosa Membuka pula Jalan kepada Allah bagi Kita
Pengampunan Dosa Membuka pula Jalan kepada Allah bagi Kita
19. Kita percaya, bahwa melalui sarana itu kita mempunyai
peluang dan berhak berseru kepada Allah dengan penuh kepercayaan bahwa Dia akan
menyatakan did sebagai Bapa kita.' Sebab kita sama sekali tidak dapat datang
kepada Bapa jika kita tidak dibimbing oleh Pengantara itu. Dan supaya kita
didengar dalam nama-Nya, perlu kita menerima kehidupan kita dari Dia bagaikan
dari Kepala kita.
a. Rom 5:12; 8:15; Gal 4:4-7; Efe 2:13-15.
Pasal XVIII
Kebenaran Hanya dapat Diperoleh Melalui Iman
Kebenaran Hanya dapat Diperoleh Melalui Iman
20. Kita percaya, bahwa kita diberi bagian dalam kebenaran itu hanya oleh
iman, sebab dikatakan bahwa Dia telah menderita sengsara untuk memperoleh keselamatan
bagi kita, dengan maksud supaya setiap orang yang percaya ke pada-Nya tidak
binasa.' Juga, bahwa hal itu terwujud sebab janji janji kehi dupan Yang
diberikan kepada kita di dalam diri-Nya dijadikan milik kita untuk kita
nikmati. Sambil menerimanya kita merasakan hasilnya, dengan tidak me ragukan
bahwa kita tidak akan dikecewakan, sebab kita diberi kepastian dari mulut Allah
sendiri.b Maka kebenaran yang kita peroleh melalui iman tergan tung pada janji
janji yang diberikan dengan cuma-cuma, dan yang melaluinya Allah menyatakan dan
membuktikan bahwa Dia mengasihi kita.[c]
a. Rom 3; Gal 2; Gal 3:24; Yoh 3:15. b. Mat 17:20; Yoh 3:16-17; 10:4. c.
Rom 1:17; 3:24-25,27,30; 4:1-3; Gal 2:20-21.
Pasal XIX
Iman itu adalah Pemberian Allah
Iman itu adalah Pemberian Allah
21. Kita percaya, bahwa kita dianugerahi terang iman oleh karunia tersembunyi
Roh Kudus, begitu rupa, sehingga hal itu merupakan pemberian yang cuma-cuma dan
istimewa, yang Allah bagikan kepada orang-orang menurut kehendak-Nya.
Demikianlah orang percaya sama sekali tidak mempunyai alasan untuk bermegah
karenanya; sebaliknya, mereka berhutang ganda karena mereka dipilih di atas
orang lain. [a] Kita percaya juga bahwa iman itu tidak hanya diberikan satu
kali saja kepada orang terpilih untuk membuat mereka masuk ke jalan yang benar,
tetapi juga untuk membuat mereka berjalan terus di jalan itu sampai
akhirnya.[b] Sebab, sebagaimana Allah-lah yang mengerjakan permulaannya, begitu
pula Dialah yang menyelesaikannya.[c]
a. Efe 2:8; 1Te 1:5; 1Ko 2:12; 2Pe 1:3-4. b. 1Ko 1:8-9. c. Fil 1:6; 2:13.
Pasal XX
Iman dan Perbuatan Baik
Iman dan Perbuatan Baik
22. Kita percaya, bahwa melalui iman itu kita dilahirkan kembali dalam
kehidupan yang baru, sebab menurut kodrat kita, kita menjadi hamba dosa.[a]
Maka melalui iman kita memperoleh anugerah ini: kita hidup suci dan dengan
takut akan Allah, seraya menerima janji yang diberikan kepada kita melalui
Injil, yaitu bahwa Allah akan mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita. Dengan
demikian, iman tidak membuat hasrat hendak hidup baik dan suci memudar.
Sebaliknya, olehnya hasrat itu lahir dan bangkit di dalam diri kita, sehingga
iman tidak bisa tidak membawa hasil berupa perbuatan baik.[b] Kendati demikian,
meskipun Allah mengerjakan keselamatan kita dengan membuat kita lahir kembali
dan membentuk kita kembali agar kita berbuat baik,[c] kita mengakui bahwa
perbuatan baik yang kita lakukan dengan bimbingan Roh-Nya sama sekali tidak
dihitung sebagai alasan pembenaran kita dan tidak menjadikan kita layak untuk
dianggap Allah sebagai anak-anak-Nya. Sebab, seandainya hati nurani kita tidak
bertumpu pada pelunasan yang telah dibayar oleh Yesus Kristus untuk menjadikan
kita milik-Nya, maka kita akan tetap terombang-ambing oleh keraguan dan
kebimbangan.[d]
a. Rom 6:1-2; 7:1-2; Kol 1:13; 3:10; 1Pe 1:3. b. Yak 2; Gal 5:6; 1Yo 2:3-4;
5:18. c. Ula 30:6; Yoh 3:5. d. Luk 17:10; Maz 16:2; Rom 3 dan Rom 4; Tit 3:5.
Pasal XXI
Manfaat Hukum Taurat dan Kitab-kitab Para Nabi
Manfaat Hukum Taurat dan Kitab-kitab Para Nabi
23. Kita percaya, bahwa dengan kedatangan Yesus Kristus semua lambang hukum
Taurat berkesudahan. Akan tetapi, meski upacara-upacara itu tidak dipakai lagi,
hakikat dan kebenaran yang diungkapkan di dalamnya tetap tinggal bagi kita
dalam diri Yesus Kristus,[a] sebab penggenapannya terletak dalam Dia.[b] Selain
itu, kita perlu menggunakan bantuan yang diberikan hukum Taurat dan Kitab-kitab
para Nabi untuk mengatur hidup kita dan supaya kita dijadikan lebih yakin akan
janji-janji Injil.
a. Rom 10:4; Gal 3 dan Gal 4; Kol 2:17. b. 2Ti 3:16; 2Pe 1:19; 3:2.
Pasal XXII
Tidak ada Jalan Kepada Allah Selain Melalui Yesus Kristus
Tidak ada Jalan Kepada Allah Selain Melalui Yesus Kristus
24. Kita percaya, bahwa Yesus Kristus
telah diberikan kepada kita untuk menjadi satu-satunya Pembela kita.[a] Dia
memerintahkan kita untuk menyendiri dan berdoa dalam nama-Nya[b] kepada
Bapa-Nya; kita bahkan tidak diperbolehkan berdoa selain dengan memakai contoh yang
telah Allah berikan kepada kita melalui Firman-Nya.[c] Oleh karena itu, segala
rekaan manusia berkenaan dengan syafaat orang kudus yang telah meninggal
merupakan tipu daya iblis semata-mata, yang bermaksud membuat orang menyeleweng
dari cara berdoa yang baik.[d] Kita menolak juga semua sarana lain yang menurut
sangkaan orang mereka miliki untuk melunasi utangnya di hadapan Allah, sebab
sarana-sarana itu mengurangi nilai korban Yesus Kristus, yakni kematian dan
penderitaan-Nya. Akhirnya, kita menganggap api penyucian sebagai khayalan, yang
berasal dari bengkel yang sama yang juga telah menghasilkan kaul monastik,
perziarahan, larangan kawin, larangan memakan daging, perayaan hari-hari
tertentu dengan upacara, sakramen pengakuan dosa, surat penghapusan siksa, dan
semua hal serupa, yang menurut dugaan orang merupakan amal yang membuat mereka
layak menerima rahmat dan keselamatan.[e] Kita menolak semua itu, baik karena
salah paham tentang amal yang padanya, maupun karena semua itu hasil rekaan
manusia, yang merupakan beban bagi hati nurani.
a. 1Ti 2:5; Kis 4:12; 1Yo 2:1-2. b. Yoh 16:23-24. c. Mat 6:9; Luk 11:1. d.
Kis 10:25-26; 14:14; Wah 19:10. e. Mat 15:11; Kis 10:14-15; Rom 4:1-4; Gal
4:9-10; Kol 2:18-23; 1Ti 4:2-5.
Pasal XXIII
Jabatan Pendeta
Jabatan Pendeta
25. Karena kita menikmati Yesus
Kristus hanya melalui Injil,[a] kita percaya bahwa tata gereja yang telah
ditetapkan berdasarkan wewenang-Nya, harus dianggap suci dan tidak boleh
diganggu gugat. Kita percaya juga bahwa Gereja tidak dapat berdiri tegak kalau
tidak ada pendeta-pendeta yang diberi tugas mengajar.[b] maka mereka ini, kalau
dipanggil secara sah dan menyelenggarakan jabatan mereka dengan setia, harus
disegani dan didengarkan dengan rasa hormat.[c] Bukan seakan-akan Allah terikat
pada pembantu atau sarana-sarana lebih rendah seperti mereka, melainkan karena
Dia berkenan membimbing dan mengendalikan kita dengan cara demikian. Dalam hal
ini kita menjijikkan semua pengkhayal yang berupaya sedapat mungkin untuk
meniadakan jabatan pelayan dan pemberitaan Firman Allah bersama pelayanan
sakramen-sakramen-Nya.
a. Rom 1:16-17; 10:3. b. Mat 18:20; Efe 1:22-23. c. Mat 10:40; Yoh 13:20;
Rom 10:15.
Pasal XXIV
Semua Orang Wajib Bergabung dengan Gereja yang Sejati
Semua Orang Wajib Bergabung dengan Gereja yang Sejati
26. Jadi, kita percaya bahwa tidak
seorang pun patut mengasingkan diri dan berdiri sendiri dengan seenaknya.
Sebaliknya, semua orang wajib bersama-sama mempertahankan dan memelihara
kesatuan gereja, tunduk pada pengajaran umum dan pada kuk Yesus Kristus,[a]
yaitu di mana saja Allah akan menetapkan tata gereja yang benar, sekalipun para
penguasa dan ketentuan-ketentuan mereka menentangnya. Kita percaya juga, bahwa
semua orang yang tidak bergabung dengannya, atau yang memisahkan diri darinya,
melawan perintah Allah.[b]
a. Maz 5:8; 22:23; 42:5; Efe 4:11; Ibr 2:12. b. Kis 4:19-20; Ibr 10:25.
Pasal XXV
Ciri-ciri Gereja yang Sejati
Ciri-ciri Gereja yang Sejati
27. Meskipun demikian, kita percaya
bahwa orang patut berupaya dengan saksama dan arif agar mengenali Gereja yang
sejati, sebab terlalu sering orang menyalahgunakan nama itu.[a] jadi, kita
berkata, sesuai dengan Firman Allah, bahwa Gereja itu adalah perhimpunan
orang-orang percaya, yang sepakat untuk mengikuti Firman itu beserta agama
murni yang mengalir darinya, dan yang maju di dalamnya sepanjang hidup. Dalam
diri mereka takut akan Allah semakin bertumbuh dan teguh, sesuai dengan
kebutuhan mereka untuk semakin maju dalam perjalanannya.[b] Kita percaya juga
bahwa, sekalipun mereka berupaya dengan sekuat tenaga, mereka sepatutnya dengan
tiada henti-hentinya berlindung pada pengampunan dosa-dosa mereka.[c] Meskipun
demikian, kita sama sekali tidak menyangkal bahwa di tengah orang percaya ada
orang munafik dan orang tertolak. Namun, kejahatan mereka tidak dapat
menghapuskan nama Gereja.[d]
a. Yer 7:4,8,11-12; Mat 3:9; 7:22; 24:5. b. Efe 2:20; 4:11-12; 1Ti 3:15;
Ula 31:12. c. Rom 3:3. d. Mat 13:30; 1Ti 1:18-20.
Pasal XXVI
Penilaian terhadap Gereja Roma
Penilaian terhadap Gereja Roma
28. Dengan bertolak dari keyakinan
ini, kita menyatakan bahwa orang tidak dapat beranggapan ada Gereja dalam arti
yang sebenarnya di tempat Firman Allah tidak diterima dan orang sama sekali
tidak mengaku tunduk padanya, dan sakramen-sakramen tidak digunakan.{a] Karena
itu, kita menolak kumpulan-kumpulan kepausan, sebab di situ kebenaran Allah
yang murni dibuang, dan di dalamnya sakramen-sakramen telah dirusak, diganti
oleh sakramen gadungan dan palsu, atau sama sekali ditiadakan, serta berlakulah
segala macam takhayul serta penyembahan berhala. Maka kita berpendapat bahwa
semua orang yang berpartisipasi dalam tindakan demikian dan mengambil bagian di
dalamnya, memisahkan dan menceraikan diri dari tubuh Yesus Kristus.[b]
Sekalipun demikian, masih tinggal sedikit bekas Gereja dalam kepausan, begitu
pula hakikat Baptisan tetap terdapat di dalamnya. Lagi pula, keampuhan Baptisan
tidak tergantung pada dia yang melayankannya. karena itu, kita mengakui bahwa
mereka yang telah dibaptis di dalamnya tidak memerlukan pembaptisan kedua.[c]
Akan tetapi, sebab di dalamnya terdapat begitu banyak kerusakan, tidak mungkin
orang membawa anak untuk dibaptis di sana tanpa mencemarkan diri.
a. Mat 10:14-15; Yoh 10:1; 1Ko 3:12-13. b. 2Ko 6:14-16; 1Ko 6:15. c. Mat
3:11; 28:19; Mar 1:8; Kis 1:5; 11:15-17; 19:4-6.
Pasal XXVII
Pemerintahan Gereja
Pemerintahan Gereja
29. Berhubung dengan Gereja yang
sejati kita percaya, bahwa Gereja itu harus diperintah menurut tatanan yang
telah ditetapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.[a] Yaitu, harus ada
pendeta-pendeta, penilik-penilik, dan diaken-diaken, supaya berlakulah
kemurnian ajaran, pelanggaran-pelanggaran harus dibenahi dan ditekan, orang
miskin dan semua orang susah yang lain harus ditolong dalam segala kebutuhan
mereka, kumpulan-kumpulan harus berlangsung dalam nama Allah, dan di dalamnya
orang besar kecil harus dibina.
a. Kis 6:3-5; Efe 4:11-13; 1Ti 3; Tit 1 dan Tit 2; Mat 18:17.
30. Kita percaya, bahwa semua pendeta
sejati, di mana saja mereka berada, memiliki wewenang yang sama besar dan kuasa
yang sama tinggi, di bawah satu Kepala, satu Penguasa, dan satu Uskup Am yang
tunggal, yaitu Yesus Kristus.[1a] Karena itu, tidak satu pun Gereja boleh
menuntut kuasa atau wewenang apa pun atas Gereja lain.
a. Mat 18:2-4; 20:26-27; 1Ko 3:1-6; Efe 1:22; Kol 1:18-19.
31. Kita percaya, bahwa tidak seorang
pun boleh menyusup masuk ke dalam pemerintahan Gereja berdasarkan wewenangnya
sendiri. Sebaliknya, orang harus memperoleh kedudukan pemerintahan melalui
pemilihan, sejauh hal itu mungkin dan Allah mengizinkannya. [a] Kami sengaja
menambahkan kekecualian ini, sebab sekali-sekali, bahkan juga pada masa kita
sendiri, bila kehidupan Gereja terputus, Allah perlu membangkitkan orang dengan
cara istimewa, untuk mendirikan kembali Gereja yang telah menjadi puing-puing
dan hancur.[2] Bagaimanapun juga, kita percaya bahwa orang perlu senantiasa
menaati patokan ini: semua pendeta, penilik, dan diaken harus memiliki bukti
bahwa mereka telah dipanggil ke jabatan mereka.[b]
a. Mat 28:18-19; Mar 16:15; Yoh 15:16; Kis 1:21-26; 6:1-2; Rom 10:15; Tit
1:5-7. b. Gal 1:15; 1Ti 3:7-10,15.
32. Kita percaya juga, bahwa
orang-orang percaya yang telah terpilih menjadi pemimpin sebaiknya berunding
bersama-sama mengenai cara yang harus ditempuh dalam hal pemerintahan seluruh
tubuh.[a] Dalam pada itu, mereka tidak boleh menyimpang sedikit pun dari apa
yang telah diperintahkan kepada kita mengenai hal itu oleh Tuhan kita Yesus
Kristus.[b] Hal ini tidak mencegah adanya beberapa ketentuan khusus di tiap
tempat, sesuai dengan kebutuhan dalam praktek.
a. Kis 15:2,6-7,25,28; Rom 12:6-8; 1Ko 12:7-8. b. 1Pe 5; 1Ko 14:40.
33. namun, kita menolak semua hasil
rekaan manusia, dan semua undang-undang yang hendak diberlakukan dengan dalih
melayani Allah, untuk mengikat hati nurani orang dengannya.[a] kita hanya
menerima apa yang berfungsi dan cocok untuk memelihara kerukunan, dan untuk
membuat setiap orang tetap taat, dari yang pertama hingga yang terakhir. Dalam
hal ini kita perlu mengikuti apa yang telah dinyatakan Tuhan kita berkenaan
dengan pengucilan dari jemaat.[b] Pengucilan itu kita benarkan dan akui perlu,
bersama segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya.
a. Rom 16:17-18; 1Ko 3:11; Kol 2:6-8; Gal 5:1. b. Mat 18:17; 1Ko 5:5; 1Ti
1:9-10.
Pasal XXVIII
Sakramen-sakramen
Sakramen-sakramen
34. Kita percaya, bahwa
Sakramen-sakramen ditambahkan pada Firman menjadi peneguhan lebih jauh, supaya
bagi kita merupakan petaruh dan meterai rahmat Allah dan dengan demikian membantu
dan menghibur iman kita, disebabkan kelemahan dan kebodohan yang terdapat dalam
diri kita.[a] Sakramen-sakramen itu merupakan tanda-tanda lahir, dalam arti
bahwa Allah bertindak melaluinya, dalam kekuatan Roh-Nya, agar olehnya tidak
ditandakan apa pun kepada kita dengan sia-sia.[b] Kendati demikian, kita yakin
bahwa seluruh hakikat dan kebenaran yang diungkapkan di dalamnya ada dalam
Yesus Kristus.[c] Kalau orang memisahkannya dari Dia, Sakramen itu tinggal
bayangan dan asap semata-mata.
a. 1Ko 10; 11:23-24; Kel 12:12; Mat 26:26-27; Rom 4:11; Kis 22:16. b. Gal
3:27; Efe 5:26. c. Yoh 3:12; 6:50-57.
35. Menurut pengakuan iman kita, hanya
ada dua Sakramen yang merupakan milik bersama seluruh Gereja. Yang pertama di
antaranya, yaitu Baptisan, telah diberikan kepada kita agar menjadi kesaksian
tentang pengangkatan kita sebagai anak. Sebab, di dalamnya kita dicangkokkan
menjadi anggota tubuh Kristus, agar kita dibasuh dan dibersihkan oleh
darah-Nya, lalu dibarui untuk menempuh hidup yang suci oleh Roh Kudus-Nya.[a]
Juga, kendati kita hanya dibaptis satu kali, kita yakin bahwa manfaat yang
ditandakan dalam baptisan itu mencakup baik kehidupan maupun kematian kita,
agar kita memiliki tanda tangan yang memastikan terus-menerus bahwa Yesus
Kristus senantiasa akan menjadi kebenaran dan kesucian bagi kita.[b] Baptisan
memang merupakan sakramen iman dan pertobatan; namun, karena Allah menerima
anak-anak kecil ke dalam Gereja-Nya bersama bapak-bapak mereka, kita berkata
bahwa berdasarkan kuasa Yesus Kristus anak-anak kecil orang percaya harus
dibaptis.[c]
a. Rom 6:3; Tit 3:5-6; Kis 22:16. b. Mat 3:11-12; Mar 16:16; Rom 6:1-4. c.
Mat 19:14; 1Ko 7:14.
36. Kita mengaku, bahwa Perjamuan
Kudus (yang merupakan Sakramen kedua) bagi kita merupakan kesaksian tentang
kesatuan kita dengan Yesus Kristus.[a]Karena Dia tidak hanya sekali saja mati
dan dibangkitkan bagi kita, tetapi juga benar-benar memberi makan dan
mengenyangkan kita dengan daging serta darah-Nya, supaya kita menjadi satu
dengan Dia dan kehidupan-Nya menjadi milik kita bersama.[b] Maka, meski Dia
berada di surga sampai Dia datang untuk menghakimi seluruh dunia,[c] kita
percaya bahwa melalui kekuatan Roh-Nya yang rahasia dan tak terpahami Dia
memberi makan dan menghidupkan kita dengan zat tubuh dan darah-Nya.[d] Kita yakin
bahwa hal itu berlangsung secara rohani, bukan karena kita hendak mengemukakan
khayalan dan rekaan alih-alih hasil nyata dan kebenaran, melainkan karena
kedalaman rahasia ini melebihi ukuran indera kita dan seluruh tatanan alam.
Pendeknya, karena Dia bersifat sorgawi, Dia hanya dapat dipegang melalui iman.
a. 1Ko 10:16-17; 11:24. b. Yoh 6:57-57; 17:11,22. c. Mar 16:19; Kis 3:21.
d. 1Ko 10:16; Yoh 6.
37. Sebagaimana telah dikatakan, kita
percaya, bahwa baik dalam Perjamuan Malam maupun dalam Baptisan, Allah memberi
kita dengan sungguh-sungguh dan ampuh apa yang Dia lambangkan di dalamnya. Oleh
karena itu, dengan tanda-tanda kita hubungkan pemilikan dan kenikmatan yang
sungguh-sungguh dari apa yang disodorkan kepada kita di dalamnya. Sebab itu,
semua orang yang datang ke meja Kristus yang kudus dengan membawa serta iman
benar, bagaikan bejana, benar-benar menerima apa yang diperlihatkan oleh
tanda-tanda itu, yaitu bahwa tubuh dan darah Yesus Kristus berguna untuk
memberi jiwa makan dan minum sama seperti roti dan anggur berguna untuk
badan.[a]
a. 1Ko 11; Yoh 6.
38. Oleh karena itu, kita yakin bahwa
air, kendati merupakan unsur yang cepat berlalu, terus-menerus dan benar-benar
menandakan kepada kita pembasuhan batin jiwa kita dengan darah Yesus Kristus,
oleh keampuhan Roh-Nya,[a] dan bahwa roti dan anggur yang disuguhkan kepada
kita dalam Perjamuan Malam sungguh-sungguh berguna bagi kita sebagai makanan
rohani, sebab membuat kita melihat seakan-akan dengan mata kepala sendiri bahwa
daging Yesus Kristus adalah makanan bagi kita, dan darah-Nya minuman kita.[b]
Dan kita menolak kaum sakramentaris pengkhayal,[1] yang tidak mau menerima
tanda-tanda dan markah-markah[2] yang demikian. Sebab, Yesus Kristus
menyatakan, "Inilah tubuh-Ku", dan "Cawan ini darah-Ku".[c]
a. Rom 6:3. b. Yoh 6; 1Ko 11. c. Mat 26:26; 1Ko 11.
Pasal XXIX
Jabatan Pemerintah Negara
Jabatan Pemerintah Negara
39. Kita percaya, bahwa Allah
menghendaki supaya dunia diperintah melalui hukum-hukum dan undang-undang, agar
tersedia kekang untuk menekan nafsu dunia yang tak terkendali. Untuk itu, Dia
telah menetapkan kerajaan-kerajaan, republik-republik, dan berbagai jenis
negara lain, apakah kekuasaan dialihkan berdasarkan hukum waris atau dengan
cara lain, dan seluruh aparat peradilan, dan mau dipandang sebagai pembuatnya.
Karena itu, Dia telah membuat pemerintah menyandang pedang untuk menekan
dosa-dosa yang dilakukan melawan Loh kedua hukum-hukum Allah, bahkan juga
melawan Loh pertama. Maka demi Dialah orang wajib tidak hanya menerima bahwa
para atas berkuasa,[a] tetapi juga menghormati mereka dan menjunjung tinggi
mereka, dan memandang mereka sebagai wakil-wakil serta pejabat-pejabat-Nya yang
diberi-Nya tugas menyelenggarakan jabatan yang sah dan kudus.[b]
a. Kel 18:20-21; Mat 17:24-27; Rom 13. b. 1Pe 2:13-14; 1Ti 2:2.
40. Oleh karena itu, kita berpendirian
bahwa orang harus mematuhi hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan mereka,[a]
membayar pajak, cukai, serta semua hal lain yang menjadi kewajiban, dan
menanggung kuk, artinya tunduk dengan sukarela, sekalipun mereka adalah orang
tidak percaya, asal saja Kerajaan Allah yang berdaulat[1] tetap utuh.[b] Karena
itu, kita menjijikkan mereka yang menolak lembaga-lembaga pemerintahan, yang
ingin menciptakan kekacauan dengan menjadikan semua harta milik bersama, dan
yang menumbangkan tata hukum.
a. Mat 17:24. b. Kis 4:17-20; 18:9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar